RADAR NONSTOP - Setelah sukses dengan event Pasar Tani Goes to Mall di MOI Kelapa Gading beberapa hari lalu, kali ini Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian mendatangi Yogjakarta dengan kegiatan serupa, tepatnya di Transmart Maguwo – Yogjakarta.
“Acara ini berlangsung selama lima hari, terhitung 19 – 23 November 2020 dan ini adalah gelaran yang ke enam kalinya sebelum nanti kami adakan kembali tiga event yang sama di kota – kota lain hingga penghujung akhir tahun,” ujar Kepala Subdit Pemasaran Hasil Hortikultura, Andi Arnida Masusungan saat membuka acara.
Unan, panggilan akrabnya, mengatakan kegiatan ini sebagai upaya mendukung hasil pertanian lokal untuk unjuk gigi di ranah perdagangan modern. Masyarakat diberi edukasi bahwa aneka produk pertanian yang dibawa langsung dari lahan petani memiliki kualitas tinggi didukung dengan kemasan yang rapi menarik, sehingga mampu menarik perhatian pasar. Selain itu, event ini juga mampu menjaring para buyer baik dari kalangan mal, hotel, restoran, kafe (horeka) dan perusahaan untuk menggandeng petani langsung dari tangan pertama.
BERITA TERKAIT :
“Kegiatan serupa ini akan terus kami lakukan ke seluruh Indonesia dengan menyentuh petani dari segala kalangan. Kami bawa petani ke sini dalam rangka mendekatkannya ke konsumen, memutus rantai pasok dan mengedukasi petani selera apa yang dibutuhkan masyarakat. Dengan membawa hasil pertanian berkualitas tinggi, kami berupaya memberikan yang diinginkan masyarakat. Sebagai contoh Ibu Daryati dengan minuman empon-empon buatannya, sukses membawa produknya bahkan ke Belgia, Amerika dan beberapa negara tujuan ekspor lainnya,” lanjut Unan.
Berada di lantai dasar mal, pasar tani ini membawa 50 produk kelompok tani dari berbagai komoditas. Mulai dari aneka buah, sayur, beras, tanaman hias, tanaman obat, aneka minuman herbal, kopi hingga aneka produk olahan. Peserta gelaran ini berasal dari Pakem, Temanggung, Bantul, Kulonprogo, Sukabumi dan beberapa daerah di Jawa Barat juga turut meramaikan.
“Kami catat pada pelaksanaan tiga mal terakhir, yakni di Mal Kalibata memperoleh Rp 200 juta, Mal Basura Rp 230 juta dan terakhir Rp 450 juta. Kali ini di Transmart Maguwo, karena ini perdana kami targetkan Rp 150 juta,” ujar Humas Pasar Tani, Dwi Anggara Adnan.
Angga, panggilannya, berharap dengan sosialisasi ke berbagai media sosial, promosi media, pasar tani mampu menaikkan omzet di luar perkiraan. Setidaknya event perdana ini dapat memancing antusiasme masyarakat sehingga mengundang kegiatan serupa di beberapa lokasi lain di Yogjakarta.
Kendati demikian, omzet pasar tani di kala pandemi memang terlihat kecil dibanding pelaksanaan di masa normal. Umumnya di masa normal untuk sekali event bisa meraup Rp 1 miliar, dengan demikian pelaksanaan di MOI Kepala Gading dengan angka Rp 450 juta merupakan pendapatan yang luar biasa.
“Jika di Jakarta, kami menargetkan dalam dua bulan bisa merambah 3 mal dengan target peserta yang banyak dan variasi produk. Dengan pelaksanaan perdana ini kami berharap dapat memancing para petani untuk ikut bergabung,” ujar Wakil Ketua Pasar Tani, Yono Panca Saputra.
Salah satu kesuksesan yang diraih pada pelaksaaan pasar Tani di MOI Kelapa Gading adalah tercapainya 135 order kepada para peserta. Tercatat untuk petani Bandung mendapat orderan sayuran untuk menangani restoran berikut beberapa komoditas lainnya.
“Sesuai dengan arahan Direktur Jenderal Hortikultura guna memotong rantai pasok, petani Bandung dan Cianjur kebanjiran order sayur untuk hotel, restoran dan kafe,” ujar Ketua Pasar Tani, Wiwik Hartati.
Wiwik menyebutkan ke depan pasar tani akan terus meningkatkan manajemen internal. Tahun depan akan merambah ke mal besar sepanjang kota-kota besar tanah air.
Salah satu peserta asal Sleman, Marsila menyebutkan rasa syukurnya dapat membawa hasil panennya tembus ke mal. Harapannya tidak hanya omzet namun juga meluaskan pasar penjualan.
“Saya bersama kelompok tani Sido Makmur Sleman, hari ini membawa 1 kuintal salak, bawang merah 50 kg berikut salak, cabai merah dengan harga yang murah dan kompetitif bagi pengunjung,”
Dirinya menyebut, untuk 1 kilogram salak madu cukup dibanderol Rp 15 ribu, cabai besar Rp 12.100, jeruk lemon organik Rp 30.200, jambu Kristal Rp 18 ribu dan naga organik Rp 36.200,” paparnya.
Selain buah, aneka tanaman hias seperti aneka anggrek, anthurium dan keladi juga turut meramaikan. Harganya cukup bervariasi, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan. Sumiyati, sang pemilik mengaku tidak muluk, dengan target Rp 10 juta dirinya mengaku sudah sangat bahagia. Dirinya juga mengundang para pengunjung untuk melihat aneka bunga persilangannya di kebun miliknya sendiri sembari membagikan kartu nama milik usahanya, Widara Kandang yang bisa dilihat di media sosial.