RN - Belakangan ramai pemberitaan soal kasus yang membelit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Mulai dari dugaan jual-beli opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) hingga persoalan gedung kantor BPK yang diduga banyak melanggar aturan.
Tentu persoalan itu terus menjadi sorotan publik. Apalagi, ramai perbincangan, diduga dimana salah satu pegawai BPK berinisial AS ini, kabarnya selalu hobi berpergian ke luar negeri.
"Iya, pak AS sering ke luar negeri seminggu sekali ke Singapura ya happy-happy.,"ujar sumber yang enggan disebut namanya, Rabu(12/06/2024).
BERITA TERKAIT :Tak pelak, sorotan itu bukan hanya soal dugaan minta pelicin penilaian WTP untuk Kementan kepada mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
Sebagaimana disebutkan
pada persidangan kasus pemerasan dan penerimaan gratifikasi di Kementerian Pertanian sebagai terdakwa, di PN Jakarta Pusat, Senin (13/5/2024).
Terlebih muncul, dugaan baru terkait gaya hidup hedonis dari anggota BPK RI inisial AS.
Menyikapi perihal tersebut, Komunikolog Tamil Selvan mengatakan, BPK sebagai lembaga auditnya negara, seharusnya bisa menjaga marwahnya.
Serta dapat memberikan contoh yang baik di mata masyarakat. Bahwa llembaga tersebut bersih dan transparansi.
"Ya BPK inikan boleh dikatakan lembaga auditnya negara. Seharusnya unsur yang memegang jabatan di BPK itu bisa mencitrakan, bahwa dirinya bersih,"ujar Tamil.
Pria yang akrab disapa Kang Tamil menyebutkan, BPK ibaratkan 'sapu' dimana membersihkan kotoran. Tentu menggunakan sapu yang bersih.
"Karena pimpinan-pimpinan BPK kalau kita analogikan ibarat sapu. Kalau membersihkan kotor dengan sapu yang kotor, maka sama saja bohon. Jadi harus pakai sapu yang bersih,"pungkasnya.
Tamil menyarankan, dalam persoalan ini. Para pucuk pimpinan BPK dan dugaan baru gaya Hedeonis salah satu anggota BPK berinisial AS, perlu dilakukan audit harta kekayaannya.
"Audit dari diri pribadi-pribadi para pimpinan BPK, itu menjadi tolak ukur bagi diri kita. Dan sekaligus menepis, isu-isu yang muncul hari ini di ruang publik. Bahwa ada dugaan jual beli predikat WTP. Lalu kemudian adanya gaya-gaya hedonis,"dorongnya.
Menurut Tamil, dugaan adanya gaya hedeonisme salah satu anggota BPK RI. Tentu akan menjadi pertanyaan, dari manakah sumber dananya.
"Kira-kira mampu bergaya hedonisme, tentu menjadi pertanyaan dari mana uangnya,"tutup Tamil mengakhiri pembicaraan.
Berikut nama-nama Pimpinan BPK RI saat ini dilansir dari website resmi BPK RI:
1. Isma Yatun sebagai Ketua BPK RI.
2. Hendra Susanto sebagai Wakil Ketua BPK RI.
3. Nyoman Adhi Suryadnyana sebagai Anggota I BPK RI.
4. Daniel Lumban Tobing sebagai Anggota II BPK RI
5. Isma Yatun sebagai Plt Anggota III BPK RI.
6. Haerul Saleh sebagai Anggota IV BPK RI.
7. Ahmadi Noor Supit sebagai Anggota V BPK RI.
8. Pius Lustrilanang sebagai Anggota VI BPK RI.
9. Slamet Edy Purnomo Sebagai Anggota VII BPK RI.