RN - Tudingan asing bermain demo rusuh di Indonesia diungkap. Dikutip dari media Rusia, Sputnik, pada Selasa (30/9/2025), mengungkap adanya kucuran dana.
Yang kena tuduh adalah konglomerat media dan finansial global, George Soros. Dia menjadi sorotan setelah muncul tuduhan bahwa dirinya berada di balik pembiayaan sejumlah demonstrasi yang berujung kerusuhan di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir.
Tuduhan ini disampaikan analis geopolitik dan hubungan internasional, Angelo Giuliano yang dimuat oleh media Rusia, Sputnik, pada Selasa (30/9/2025).
Menurut Giuliano, Soros diduga menyalurkan dana melalui organisasi nirlaba miliknya. Giuliano juga menyinggung peran National Endowment for Democracy (NED), lembaga yang berbasis di Amerika Serikat.
NED disebut telah mendukung berbagai media dan organisasi di Indonesia sejak awal 1990-an.
Berdasarkan laman resminya, NED berdiri pada 1983 melalui undang-undang Kongres AS sebagai organisasi nirlaba independen yang fokus pada pemberian hibah untuk memperkuat institusi serta nilai-nilai demokrasi di seluruh dunia.
Hingga kini, lembaga tersebut tercatat mendukung program di 60 negara, mulai dari Eropa Tengah dan Timur, Amerika Latin, Asia Pasifik, hingga Afrika.
Isu adanya campur tangan asing dalam demonstrasi juga sebelumnya disampaikan oleh mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono.
Dia menegaskan bahwa aksi unjuk rasa ricuh yang terjadi di kompleks DPR RI pada 25 dan 28 Agustus 2025 tidak sepenuhnya digerakkan oleh faktor internal. “Pada waktunya saya bisa sampaikan namanya yang main. Itu dari sana,” ujar Hendropriyono, usai mendampingi eks pejuang Timor Timur bersilaturahmi dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (28/8/2025).
Hendropriyono menilai ada pihak asing yang menjadi dalang di balik aksi massa tersebut, dengan memanfaatkan jaringan lokal di Indonesia. Namun, dia menegaskan bahwa aktor dalam negeri yang terlibat kemungkinan besar tidak sadar sedang diperalat.
Lebih jauh, dia menyebut bahwa dalang tersebut bukanlah negara tertentu, melainkan jaringan taipan dunia.
Nama George Soros, mantan Direktur CIA George Tenet, hingga taipan terkenal David Rockefeller ikut disebut sebagai pihak yang memiliki pengaruh besar dalam menggerakkan aksi-aksi serupa di berbagai belahan dunia.