RADAR NONSTOP - Rencana Kementerian Agama (Kemenag) akan mengatur materi khutbah Jum'at ternyata belum dilaporkan ke Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin. Harusnya, Menag Fachrul Razi memberikan laporan.
Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi, mengatakan penyiapan materi khutbah Jumat bagi pemuka agama baru sebatas rencana, sehingga belum dilaporkan atau dikoordinasikan dengan pihaknya.
"Ya itu kan belum ada, baru rencana kan. Itu kan baru rencana, jadi belum ada laporan ke Wapres, biasanya kalau yang seperti itu dikoordinasikan," ucap Masduki dikutip saat berbincang dengan MNC News Portal, Jumat (23/10/2020).
BERITA TERKAIT :Kemenag sendiri menyebut penyiapan materi khutbah Jumat sebagai bentuk pengayaan isu-isu kontemporer kepada para dai. Masduki menilai alasan tersebut cukup baik karena pengayaan referensi memang diperlukan.
"Iya, saya kira pengayaan penting. kalau niatnya pemerintah pengayaan literatur, pengayaan referensi materi, saya kira bagus bagus saja itu," jelasnya.
"Biasanya begini, teman-teman para dai biasanya kan sibuk lah ya, ingin suatu yang sifatnya sudah matang, instan, bisa dipakai, mungkin ada bagusnya," tambah Masduki.
Sebagai contoh, kata dia, ormas Islam seperti Muhammadiyah dan NU memiliki majalah internal di mana di dalamnya berisi materi khutbah Jumat. Rupanya, sambung Masduki, materi tersebut banyak disukai oleh pembaca dan khatib.
Atas dasar ini, Masduki menyebut bahwa khatib memang membutuhkan referensi materi untuk disampaikan kepada umat. "Kalau kemudian Kemenag mengisi kebutuhan itu kan bagus bagus saja, (menjadi) masalah kalau misalnya dipaksa," tukasnya.
"Kalau hanya sifatnya pengayaan artinya itu sebuah pilihan yang bisa dipakai, bisa tidak, kan tidak apa-apa," jelas dia.
Sebelumnya diberitakan, Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin mengatakan, program penyiapan khutbah Jumat masih dalam tahap rencana yang akan dibahas bersama dengan tokoh agama, tokoh ormas, dan akademisi kampus.
"Kami punya ide pengayaan narasi khutbah Jumat. Tapi ini masih rencana yang akan dibahas bersama dengan tokoh ormas, tokoh agama, serta akademisi kampus perguruan tinggi keagamaan Islam,” terangnya melalui keterangan tertulis, Rabu 21 Oktober 2020.