Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Rp 2 Miliar Dana All Out Kampanye di Dapil Jakarta, Caleg ‘Pelit’ Pasti Tumbang

Zaber | Senin, 22 Oktober 2018
Rp 2 Miliar Dana All Out Kampanye di Dapil Jakarta, Caleg ‘Pelit’ Pasti Tumbang
Ilustrasi - Net
-

RADAR NONSTOP - Pileg 2019 Caleg dituntut rajin sosialiasi di media mainstream, bukan di medsos. Caleg juga harus rajin turun ke masyarakat, kampanye dan sosialisasi di dapil masing-masing

Caleg juga jangan ragu dan takut merogoh kantong, itu bila ingin tembus ke Kebon Sirih atau Senayan. Caleg ‘pelit’ diprediksi bakal gigit jari alias tumbang.

“Money politik itu dilarang, tapi cost politik itu harus. Emangnya kalau ngumpulin warga ga pake ngopi atau sekedar makanan ringan? mau tuh warga dengarin berjam-jam sambil nahan tenggorokan haus,” ujar Ketua Forum Diskusi Jurnalis Jakarta (FDJJ), Ahmad Jubair Lubis, di Jakarta, Senin (22/10/2018).

BERITA TERKAIT :
Jadi Caleg DPR Gagal, Ahmad Ali Cari Hoki Maju Pilkada Sulteng 
29 Caleg PDIP Jateng Terancam Tak Dilantik, Dampak Ganjar-Mahfud Ambruk? 

Terkait medsos dan media mainstream, Jubair berpendapat, kecendrungan masyarakat saat ini, jika melihat kegiatan ataupun isu di medsos, mereka akan mencari kebenarannya di media mainstream, bila isu tersebut hanya di medsos, maka dianggap hoaks.

“Milenial saat ini sudah pada cerdas, isu atau kegiatan yang hanya disosialisasikan di medsos cendrung dianggap hoaks, ini pengaruh dari maraknya hoaks di medsos,” bebernya.

Sementara itu, pengamat politik Ibu Kota, Amir Hamzah berpendapat, Caleg diharuskan rogoh kocek dalam-dalam. Diprediksi angka Rp 2 miliar bisa dikeluarkan caleg yang ingin meraih suara di dapil.

"Dengan spare waktu yang sangat panjang seperti sekarang ini. Saya kira untuk melakukan sosialisasi cukup efektif asalkan calegnya terjun langsung. Tapi itu perlu biaya Rp 100 juta tiap bulannya. Jika dianalisa, sekitar Rp 2 miliar bisa dihabiskan caleg saat kampanye," ujar Amir Hamzah.

Amir menjelaskan, analisa Rp 100 juta tiap bulannya itu merupakan hitungan minim. Sebab, pada kenyataanya caleg akan menghadapi masyarakat yang mengedepankan transaksional dalam perjuangannya. Sehingga, dikatakan Amir, sangat wajar jika butuh dana besar dalam meraih suara.

Jika harus menang dengan cara membeli suara, Amir menilai, maka caleg akan kewalahan. Tapi disisi lain caleg juga tidak bisa lari dari budaya jual-beli suara yang telah membudaya di era rezim hasil reformasi ini.

"Jadi para caleg memang terjebak pada buah simalakama, sebagai politisi para caleg itu harus mampu mengopinikan visi dan misi mereka bahwa amanat yg mereka terima dari masyarakat akan mereka perjuangkan, dan Insyaallah dengan dukungan rakyat, mereka tidak akan mengingkari janjinya," pungkasnya.

 

 

#Caleg   #Pileg