RADAR NONSTOP- Anggaran Pilkada 2020 diperkirakan mencapai Rp 15 Triliun (Feb 2020). KPU Minta Tambahan Anggaran Rp 4,7 Triliun (Juni 2020) sehingga nyaris menyentuh 20 Trilliun.
"Manfaatnya nyaris tidak ada karena hanya meneruskan tradisi oligarki, KKN & politik uang," ujar Tokoh nasional, Rizal Ramli saat berbincang dengan radarnonstop.co, Kamis malam (13/8).
Pernyataan Rizal Ramli bahwa manfaat nyaris tidak ada itu didasarkan karena sebagian besar gelaran pilkada tahun ini hanya akan meneruskan tradisi oligarki dan KKN.
BERITA TERKAIT :Peluang calon penantang atau di luar dinasti yang berkuasa memang cukup sulit dalam berlaga di masa pandemik. Bantuan-bantuan corona berpeluang dijadikan alat untuk kampanye para petahana.
Di satu sisi, oligarki juga sudah tampak ketara. Yang paling ramai adalah pencalonan putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka di Pilkada Solo dan sang menantu, Bobby Nasution di Pilkada Medan.
Di Solo, Gibran bahkan berpotensi melawan kotak kosong karena semua kursi di DPRD mulai diborong.
Gus Romli, begitu Rizal Ramli disapa, menilai, dalam kondisi pandemi Covid 19, dana sebesar itu seharusnya disalurkan kepada hal yang lebih bermanfaat seperti membantu penanganan belajar siswa sekolah.
"Lebih baik jika 20T itu dipakai untuk membeli 3O Juta HP, pasang wifi di 1 juta titik seluruh RI, pulsa gratis untuk anak tidak mampu," tegasnya.