RADAR NONSTOP - Provinsi Jawa Timur menjadi kontributor utama jagung secara nasional. Dari total produksi 27,95 juta ton pada 2017, kontribusi Jatim mencapai 6,18 juta ton.
Jumlah itu, tumbuh 18,55 persen dibanding tahun sebelumnya. Dengan begitu, turut berperan dalam menghentikan laju impor jagung.
Hal tersebut terungkap saat Direktorat Serealia Ditjen Tanaman Pangan Kementan melakukan kunjungan kerja ke sejumlah sentra jagung di Jatim. Yakni, Kabupaten Tuban, Lamongan, Nganjuk, dan Jombang.
BERITA TERKAIT :Kepala UPT Dinas Pertanian Kecamatan Ngimbang, Budi Harnowo, menyatakan, tanaman jagung di Desa Sendangrejo sangat potensial. Pasalnya, hasil ubinannya mencapai 10,5 ton per hektare jagung pipilan kering dengan kadar air 17 persen. Luas tanaman mencapai 100 hektare dengan harga Rp4.300-Rp4.500 per kilogram pipilan kering.
"Sementara luas tanaman jagung di Kabupaten Lamongan 40.970 hektarw. Pada Oktober ini, panen jagung di Kabupaten Lamogan sudah mencapai 50 persen. Sisanya akan panen di bulan November 2018," ujarnya.
Karenanya, para petani jagung Lamongan berharap, pemerintah tidak impor. Apalagi, harga jagung saat ini membuat petani tersenyum.
Menurut pemilik gudang pengepul jagung di Desa Belahan, Kecamatan Ngimbang, Oni Hendrawan, dirinya menerima pembelian jagung dengan kadar air 17 persen dari petani berkisar Rp4.550-Rp4.600 per kilogram. Setiap hari, membeli 10-15 ton.
Jagung selanjutnya dikirim ke pabrik swasta pakan ternak di Kabupaten Malang dan Blitar. "Harga berkisar Rp4.900 per kilogram di swasta di Surabaya, Rp5.000 per kilogram di Kabupaten Malang, dan Rp4.950 di Blitar," urainya.
Panen di Mana-mana
Panen jagung pun berlangsung di Kabupaten Tuban. Panen berlangsung di lahan seluas 143 hektare, tepatnya di Desa Tuwiri Wetan, Kecamatan Merakurak.
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Sami Makmur, M. Sutriyono, menerangkan, harga jagung varietas Bisi 18 dengan kadar air 17 persen di tingkat petani mencapai Rp4.800 per kilogram. "Hasil per hektare 7-9 ton jagung pipilan kering. Jumlah keseluruan tanaman jagung di Kecamatan Merakurak 1.426 hektare," urai Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) setempat, Sri Utama.
Pada akhir Oktober, diperkirakan akan dipanen semua. Total dari tanaman jagung di Kabupaten Tuban 112.504 hektare. "Kami ucapan terima kasih kepada Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, atas bantuan berupa combine harvester, alat panen jagung yang sangat membantu. Dan mohon jangan impor," ucapnya.
Sementara di Desa Kenep, Kabupaten Nganjuk, luas panen jagung 101 hektare dengan varietas DK 77. Produktivitasnya 11.5 ton per hektare dengan kadar air 30 persen dan harga jagung berkisar Rp3.600 per kilogram.
Adapun luas tanam jagung medio Juni-September 28.649 hektare. Sedangkan luas panen baru 14.898 hektare. "Realisasi panen Oktober 1.762 hektare. Rencana panen hingga akhir Oktober 8.874 hektare. Rencana panen November 4.877 hektare," papar Kasi Produksi Tanaman Pangan, Yoyok.
Tingginya produksi, menjadi alasan Ketua Poktan Sido Dadi, Kecamatan Loceret, Musiran, menolak impor. Sebab, meyakini petani mampu memenuhi kebutuhan industri pakan ternak.
"Panen kami di lahan seluas 85 hektare dilakukan di Desa Mancilan, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang. Produktivitas mencapai sembilan ton per hektare dengan kadar air 14 persen dan harga rata-rata Rp4.600 per kilogram," bebernya.
Sementara di Desa Japanan, Kecamatan Gudo, luas panen per Oktober 2018 mencapai 83 hektare dengan harga Rp4.850 per kilogram. Petani menanam jagung varietas Bisi 18 dan NK 212. PPL Mojoagung, Ahmad, menjabarkan, luas tanaman jagung di Kabupaten Jombang mencapai 35.189 hektare.