RADAR NONSTOP - Animo masyarakat tak bisa dibendung untuk menyambut hari kemenangan. Di Surabaya, Jawa Timur, warga tetap nekat menggelar takbir keliling.
Bahkan, banyak warga yang ke pasar untuk membeli baju lebaran. Di Kelurahan Sidodadi, Kecamatan Simokerto, ratusan orang berkerumun jalan kaki sambil membawa obor dan mengumandangkan kalimat takbir. Beduk yang mereka bawa ikut dipukul bertalu-talu.
Warga mengaku tak takut meski saat ini Kota Surabaya dilanda wabah corona. Terlihat banyak di antara mereka tidak menerapkan protokol kesehatan seperti tak menjaga jarak, bergerombol dan tidak mengenakan masker.
BERITA TERKAIT :Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengimbau kepada seluruh masyarakat Surabaya agar tidak melaksanakan takbir keliling di jalan raya menyambut Idulfitri 1441 Hijriah.
Imbauan tertuang dalam Surat Edaran (SE) Wali Kota Surabaya tertanggal 17 Mei 2020, Nomor 443/4591/436.8.4/2020, tentang larangan takbir keliling.
Surat edaran itu ditujukan kepada Camat, Lurah, serta seluruh pengurus atau takmir masjid dan musala untuk diteruskan kepada masyarakat.
Di sisi lain MUI Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim justru menganjurkan masyarakat untuk tetap menggelar takbir keliling dan di masjid. Dalihnya adalah sebagai penegakan syiar Islam. Anjuran tersebut tertuang dalam surat edaran MUI Jatim Nomor 09/MUI-JTM/Ths/V/2020
"Jadi sebenarnya takbir itu kan syiar Islam, bentuk rasa syukur kepada Allah dengan berakhirnya ibadah puasa. Hal ini seperti tercantum dalam Al Quran. Jadi itu manifestasinya di sana," kata Sekretaris MUI Jatim Ainul Yaqin, Jumat.
Meskipun menganjurkan, kata dia, MUI Jatim memberikan tata cara pelaksanaan takbir keliling di masa pandemi Covid-19. Hal yang paling utama, kata dia, baik takbir keliling maupun takbir di masjid nanti sama-sama menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.