Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Dibawah Komando Isnawa, Kata Warga: Bantargebang Makin Bobrok

Zaber | Minggu, 14 Oktober 2018
Dibawah Komando Isnawa, Kata Warga: Bantargebang Makin Bobrok
Isnawa Adji, Kadis Lingkungan Hidup DKI Jakarta - Net
-

RADAR NONSTOP - Setelah diambil paksa dari pihak ketiga, pengelolaan sampah Bantargebang makin bobrok dibawah komando Isnawa Adji. Warga sekitar TPST ancam kepung kantor Anies Baswedan.

Warga dari 3 Kelurahan sekitar Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang mendesak Anies Baswedan evaluasi pengelolaan sampah Bantargebang dibawah komando Isnawa Adji (Kepala Dinas Lingkungan Hidup). 

Sejak dikelola UPT dibawah Dinas Lingkungan Hidup pimpinan Isnawa Adji, pengelolaan sampah Bantargebang makin bobrok, khususnya dekat pemukiman warga.

BERITA TERKAIT :
Udara Buruk Dan KBT Cilincing Tercemar, DLH DKI Jakarta Ngelesnya Jago?
IQAir: Udara Jakarta Hari Ini Buruk, DLH Sebut Sedang, Percaya Mana?

Amir (43), warga sekitar Bantargebang mengatakan, saat demo nanti, pihaknya akan menyerahkan sejumlah dokumen dan surat permohonan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar mengecek persoalan tersebut.

Dia menyebut, beberapa janji pengelola TPST sejak diambil alih dari pihak swasta pada Juli 2016 lalu, tidak dilaksanakan dengan baik.

Dia mencata ada 12 poin pemaparan Dinas Kebersihan DKI Jakarta yang saat itu (sekarang Dinas Lingkungan Hidup) disampaikan belum dipenuhi.

"Pemaparan itu disampaikan saat masa transisi pengelolaan TPST dari pihak swasta ke DKI pada 2016 lalu," kata warga Kampung Cikiwul RT 05/04, Kelurahan Cikiwul ini pada Jumat (12/10/2018).

Menurutnya, pengelolaan sampah di TPST 

Bantargebang justru mengalami kemunduran.

Dulu yang awalnya menggunakan sistem sanitary landfill atau sampah ditumpuk dengan lapisan tanah, sekarang malah memakai open dumping atau sampah dibuang begitu saja setelah diangkut menggunakan truk.

Dampaknya, kata dia, air licit atau lindi dari tumpukan sampah itu mengalir hingga ke selokan warga. Padahal, dulu air tersebut ditampung dan dikelola terlebih dahulu ke dalam Instalasi Pengolahan Air Sampah (IPAS), kemudian dibuang ke saluran warga.

"Pengelolaan sampah yang sekarang justru lebih buruk dan kalau didiamkan bakal menjadi bom waktu yang suatu saat bisa meledak kapan saja. Saya katakan seperti ini karena kaitannya dengan sampah yang berimplikasi terhadap lingkungan," ujar Wandi.

Wandi mengaku, sudah mengkonfirmasi hal itu ke pengelola TPST Bantargebang beberapa waktu lalu.

Namun mereka berdalih, membutuhkan waktu guna menyelesaikan persoalan tersebut.

"Dulu mereka jawabnya 'akan dan sedang' (bakal dikerjakan), tapi sekarang saat ditanyakan cenderung menutup diri. Menurut saya, waktu dua tahun pasca pengambilalihan swa kelola itu sudah cukup bagi pengelola menyelesaikan sampah di TPST," jelasnya.