RADAR NONSTOP - Ini peringatan buat para perokok. Pecandu nikotin yang biasa disebut dengan ahli hisap itu ternyata rawan kena Corona.
Nikotin dari pembakaran rokok dapat menempel di paru-paru dan menghadang menghalangi virus Sars-Cov2. Berdasarkan riset Atlas Tobbaco, Indonesia menduduki ranking tiga negara dengan jumlah perokok tertinggi di dunia.
Jumlah perokok di Indonesia tahun 2016 mencapai 90 juta jiwa. Indonesia menempati urutan tertinggi prevalensi merokok bagi laki-laki di ASEAN yakni sebesar 67,4 persen. Kenyataan itu diperparah semakin muda usia perokok di Indonesia.
Data Komisi Nasional (Komnas) Perlindungan Anak menunjukkan, jumlah perokok anak di bawah umur 10 tahun di Indonesia mencapai 239.000 orang.
BERITA TERKAIT :Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Yayi Suryo Prabandari pun memastikan, perokok lebih rentan terpapar Covid-19.
“Para perokok menjadi salah satu kelompok yang berisiko tinggi terinfeksi Covid-19,” kata Yayi Suryo Prabandari dalam keterangan pers, Kamis (16/4/2020).
Dia melanjutkan, perokok tidak hanya rentan terinfeksi Covid-19, tetapi juga penyakit-penyakit lain seperti kanker, jantung, tekanan darah tinggi dan diabetes. Apabila perokok terinfeksi Covid-19, akan memperberat kondisi tubuhnya.
Dalam sebuah penelitian yang dikeluarkan jurnal internasional menuliskan pasien Covid-19 yang merokok, dua kali lebih berisiko untuk membutuhkan perawatan intensif di ICU. Pasien akan membutuhkan alat bantuan penapasan dan potensi kematian karena covid-19 lebih besar.
Dalam jurnal kesehatan yang dibuat di China, perokok pria yang cukup tinggi jumlahnya sekitar 50 persen. Di sana angka kematian yang dilaporkan banyak terjadi pada pria usia tua. Oleh sebab itu, kemungkinan perokok terwakili dalam kematian cukup tinggi.
Sementara di Iran, China, Italia dan Korea Selatan jumlah perokok wanita jauh lebih sedikit dibandingkan pria. Fakta juga menunjukkan lebih sedikit wanita yang tertular virus corona.
“Kalau analisis ini benar, maka Indonesia diprediksi akan terjadi peningkatan pasien Covid-19 karena prosentase perokok pria di atas 60 persen,” ujarnya.
Para perokok rentan terinfeksi virus, salah satunya dikarenakan dari aktivitas merokok itu sendiri. Merokok melibatkan kontak jari tangan dengan bibir secara intens. Hal ini membuka peluang bagi virus untuk berpindah dari tangan ke mulut.
Merokok juga menyebabkan produksi lendir berlebih dan menurunkan proses pembersihannya pada saluran napas. Merokok juga memicu timbulnya peradangan sehingga lebih rentan terhadap infeksi virus.
Untuk itu, Yayi, meminta masyarakat, khususnya perokok untuk segera berhenti merokok. Hal tersebut sesuai dengan imbuan yang dikeluarkan WHO maupun CDC.