RADAR NONSTOP - Virus Corna atau Covid-19 membuat ekonomi goyang. Bahkan, APBN bisa tekor akibat mewabahnya virus dari China itu.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengakui, kalau dampak Corona bisa membuat APBN devisit.
Dari gambaran besar paket stimulus kedua kata dia, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) memiliki peranan penting sebagai instrumen fiskal. Namun, dari penerbitan stimulus ini diperkirakan akan membuat defisit APBN meningkat.
BERITA TERKAIT :"Kita melihat dan mungkin sudah melihat dan berencana bahwa APBN kita defisitnya mungkin akan meningkat menjadi 2,5 persen dari GDP (gross domestic product). Ini artinya fiskal kita memberikan stimulus sebesar 0,8 persen dari GDP, nilainya itu Rp120 triliun sendiri," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2020).
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan, defisit APBN dikarenakan anggaran belanja yang tidak dihentikan namun penerimaan mengalami penurunan.
"Dan itu berarti adalah kita tetap melakukan relaksasi defisit yang membesar. Jadi, mungkin kalau dilihat dari quantifying itu kita akan lihat bahwa APBN memberikan dampak suportif pada ekonomi sebesar hampir 0,8 persen dari GDP," kata dia.
Sri Mulyani juga menegaskan, paket stimulus ini bukan merupakan pengumuman kebijakan ekonomi yang terakhir. Pasalnya, saat ini perkembangan dan situasi ekonomi masih bersifat sangat dinamis.
"Yang ingin saya pastikan, kita akan terus terbuka terhadap situasi yang ada dan menyiapkan seluruh instrumen operasi yang kita miliki di dalam rangka untuk terus memitigasi atau meminimalkan dampak itu, baik terhadap sektor perusahaan, korporasi, maupun masyarakat," ucapnya.