Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Mayat Diduga Ditelantarkan Di Rumah Sakit, Wakil Ketua Gibas Kota Bekasi Angkat Bicara

RICK | Kamis, 13 Februari 2020
Mayat Diduga Ditelantarkan Di Rumah Sakit, Wakil Ketua Gibas Kota Bekasi Angkat Bicara
Ilustrasi - Net
-

RADAR NONSTOP - Salah satu korban tabrakan beberapa waktu lalu, mayatnya diduga ditelantarkan pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Chasbullah Abdulmaddjid Kota Bekasi.

Salah satu keluarga besar almarhum (korban) yang mengawal korban sampai ke RSUD dr. Chasbullah Abdulmaddjid,  Ilham mengaku, sangat kecewa atas tindakan pelayanan yang dilakukan pihak RSUD tersebut.

"RSUD dr. Chasbullah Abdulmaddjid diduga 'telantarkan' orang yang sudah meninggal sampai tujuh jam. Bagaimana dengan pelayanannya? Seperti tidak profesional dan ada kesan pembiaran dari RSUD Kota Bekasi tersebut," keluh Ilham kepada radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group).

BERITA TERKAIT :
Jelang Pilkada, Pj Wali Kota Bekasi Minta ASN Netral 
Menu Ikan Bakar & Kepiting Jadi Alat Lobi Gani, DPRD Kota Bekasi Mendadak Lunak?

Terkait administrasi yang ditempuhnya, kata Ilham, pihaknya tidak mempersoalkannya.

"Kami langsung ke kamar jenazah dan saya dampingi sampai pembayaran administrasi, dan ada nota yang harus dilunasi dengan nilai lumayan besar agar jenazah bisa ditangani. Tapi sampai jam 8 pagi ditunggu-tunggu belum juga ada tindakan dari pihak RSUD untuk menangani jenazah," ungkapnya.

Sementara salah satu pegawai RSUD Kota Bekasi yang enggan disebutkan namanya mengatakan, walaupun korban yang telah meninggal tidak sempat diperiksa melalui IGD, hal itu harus dilalui untuk mengetahui hasil medical record.

"Sesuai Standart Operasional Prosedur (SOP) RSUD, jadi semua tahapan harus dilalui. Sedangkan terkait biaya, itu sudah sesuai Perda," ungkapnya.

Sementara Djumadi, Wakil Ketua I GIBAS Kota Bekasi menyayangkan dengan kejadian tersebut. Ia pun angkat bicara.

"Boleh saja mereka bicara seperti itu SOP, itu haknya mereka. Ini tidak bisa didiamkan. Kinerjanya harus dievaluasi dan sistemnya pun harus dipangkas, jangan terlalu banyak sistem yang dilalui oleh pasien. Nyawa manusia itu kalau sudah kritis hitungan detik, jangan main-main dengan keselamatan manusia," ungkap Djumadi dengan geram atas pelayanan RSUD.