RADAR NONSTOP - Festival Danau Toba (FDT) tahun 2020 terancam dihapus. Gubernur Sumut Edy Rahmayadi sebelumnya berencana akan menghapus FDT dan mengganti dengan event olaharga.
Padahal, FDT adalah upaya warga setempat dalam melestarikan budaya lokal. Anggota Komisi V DPR RI Sukur H Nababan kaget mendengar dan mendapat informasi Gubernur Sumatera Utara berniat FDT tahun 2020.
Ketua DPP PDI Perjuangan itu menyatakan, alasan yang disampaikan Gubernur Sumatera Utara di beberapa media dengan alasan “tidak bermamfaat” sehingga bermaksud meniadakan kegiatan FDT 2020 tindakan tidak arif sebagai seorang pemimpin di daerah.
BERITA TERKAIT :“Saya kaget begitu memperoleh informasi bahwa Festival Danau Toba akan dibatalkan dengan alasan sepi pengunjung dan tidak menguntungkan. Festival Danau Toba bukan hanya sekedar masalah pengunjung dan menguntungkan. Kegiatan Festival Danau Toba adalah salah satu kegiatan untuk meletarikan budaya yang ada di sekitar Danau Toba,” kata Sukur H Nababan dikutip dari akun Facebook-nya, Selasa (14/1/2020)
Motivator muda ini menyatakan, menjaga dan melestarikan budaya masyarakat turun temurun di sekitar Danau Toba merupakan tanggung jawab bersama dan terutama tanggung jawab pemerintah.
“Jika sepi pengunjung, jangan salahkan festivalnya. Sebaiknya keoreksi dan perbaiki penyelenggaraanya,” kata Sukur menyarankan.
Lebih tegas dia mengatakan, agar Gubernur Sumatera Utara tidak ada pikiran megganti Festival Danau Toba dengan olahraga-olahraga modern yang bukan akar budaya masyarakat seputaran Danau Toba.
“Saya minta kepada Gubernur Sumatera Utara agar jangan pernah berpikir menggantikan FDT dengan jenis olahraga modern. Warga sekitar Danau Toba punya budaya yang khas, itu yang harus ditonjolkan agar budaya atau kearifan lokal tetap terjaga,” tegasnya.
“Ayo sadar lah, kita semua harus bangga memiliki budaya sendiri. Saya sudah perintahkan Bupati dan Anggota Fraksi dari PDI Perjuangan untuk menjaga Festival Danau Toba Seperti kata Bung Karno, "Setialah Pada Sumbermu," ungkap Sukur H Nababan.