Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Pidato di Reuni 212

Habib Rizieq: Sulit Pulang, Karena Ada Campur Tangan Pemerintah

RN/CR | Senin, 02 Desember 2019
Habib Rizieq: Sulit Pulang, Karena Ada Campur Tangan Pemerintah
Habib Rizieq Shihab -Net
-

RADAR NONSTOP - Imam Besar Fron Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab dalam sambutannya di Reuni Akbar 212, Senin (2/12/2019) blak-blakan terkait kepulangannya ke tanah air yang dipersulit.

Rizieq menjelaskan, kesulitan dirinya kembali ke Tanah Air justru karena ada campur tangan pemerintah di dalamnya. Ia membantah pernyataan Mahfud MD sebelumnya yang mengatakan dirinya tak melapor ke pemerintah atau otoritas kedutaan di Arab Saudi, terkait niat kepulangannya yang dicekal.

"Saat terjadi pencekalan pihak yang pertama kali saya hubungi, saya beritahukan adalah pihak otoritas RI," kata Rizieq ketika menyampaikan pidato dalam sebuah video yang diputar dalam Reuni 212, Senin, 2 Desember 2019.

BERITA TERKAIT :
Tahun 2024, Pemerintah Kucurkan BOSP Rp57 Triliun, Bukti Kepedulian Jokowi Terhadap Pendidikan
Banyak Proyek Tapi Banyak Juga Utang, Ini Kata Ekonom Senior Faisal Basri 

Rizieq menyebutkan, utusan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) yang berkedudukan di Riyadh sempat menyambangi rumahnya. Saat itu, sang utusan menyampaikan pesan yang diwakili pejabat Badan Intelijen Negara (BIN).

"Jadi Pak Dubes mengirim utusan (BIN) ke rumah saya untuk meminta keterangan bahkan meminta berkas keimigrasian dalam bentuk fotokopi, paspor, visa dan sudah saya berikan," kata Rizieq.

Dengan memberikan status keimigrasian dan sebagainya, Rizieq merasa telah melapor kepada pemerintah Indonesia dan sekaligus membantah klaim Mahfud. Ia juga menyebutkan, telah melapor kepada pihak Kementerian Luar Negeri yang pesan tersebut diklaim juga telah disampaikan ke Kementerian Polhukam. "Apakah ini bukan laporan namanya?" ujarnya.

Oleh karena itu, Rizieq menilai, keputusan terkait pencekalan atau bahkan disebutkannya sebagai pengasingan sudah menjadi otoritas pemerintah Indonesia. Ia tak ingin masyarakat melemparkan masalah tersebut kepada dirinya, apalagi organisasi FPI atau kelompok lain yang selama ini berada di belakangnya.

"Siapa pun ditanya kapan pengasingan ini berakhir, kapan cekal ini dihentikan, jangan tanya ke saya, FPI, GNPF Ulama, PA 212, ke pemerintah Saudi, tapi tanya ke pemerintah pusat yang menggelar sinetron pengasingan kemasan pencekalan," tegas Rizieq.