RADAR NONSTOP - Hiruk pikuk Pilkada Kabupaten Sleman sudah mulai ramai. Walau baru digelar pada 24 September 2020, beberapa kandidat sudah getol melakukan sosialisasi.
Dari beberapa nama ada dua calon yang dinilai mampu membawa Sleman ke arah yang lebih baik. Mereka adalah Supriyanto (Antok) kader PDIP yang juga Relawan Jokowi tingkat pusat.
Kiprah Antok juga tercatat dalam pergerakan mahasiswa 98. Lalu, Mumtaz Rais, putra dari pendiri PAN Amien Rais. Antok dan Mumtaz Rais adalah dua anak muda yang memiliki visi misi membangun Sleman menjadi daerah yang disegani di Tanah Jawa.
BERITA TERKAIT :Munculnya baliho Antok dan Mumtaz Rais di perempatan kentungan ring road jalan Kaliurang Sleman banyak mendapat perhatian publik dan viral di media sosial.
Antok dan Mumtaz bakal adu kuat dengan Wakil Bupati petahana Sri Muslimatun. Diketahui, Antok akan maju melalui PDIP. "Saya rasa memang harus anak muda yang memimpin agar Sleman menjadi daerah terdepan di tanah Jawa," beber warga Sleman saat ditemui wartawan, (20/11)
Partai berlogo Banteng ini memiliki 15 kursi dan satu-satunya parpol yang bisa mengusung calon sendiri di Pilkada Sleman. Lalu, Mumtaz Rais maju melalui Partai Amanat Nasional (PAN) yang mempunyai 6 kursi dan harus berkoalisi karena kurang dari 20 persen.
Sementara Wakil Bupati Sri Muslimatun adalah kader NasDem. Dia masih membutuhkan banyak partai karena NasDem hanya tiga kursi. Sedangkan PKB 6 kursi, Gerindra 6 kursi, PKS 6 kursi, Golkar 5 kursi, Nasdem 3 kursi dan PPP 3 kursi.
Saat dihubungi wartawan, Antok yang mengangkat tagline "Sleman Terdepan, Wayahe Wonge Dewe" mengatakan, dirinya telah menjalani proses pendaftaran dan fit proper test di internal PDIP.
"Saya masih menunggu Rekomendasi Ketua Umum PDIP. Insya Allah nantinya bisa ditugaskan di Pilkada Sleman," ujarnya.
Kata dia, Sleman bisa jadi terdepan jika dipimpin anak muda dan tanggap terhadap perubahan jaman seperti ekonomi kreatif, perkembangan digital, pariwisata dan keberadaan perguruan tinggi ternama seperti UGM UNY UIN UII Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya, STIE YKPN dan kampus lainnya di Sleman.
"Sleman juga bisa menjadi ikon kebhinekaan dengan beragam suku agama dan golongan masyarakat hidup bertoleransi. Tampilnya pemimpin muda bisa mewarnai kebhinekaan dalam konteks kekinian, bisa dipahami oleh anak milenial jaman now! " ujar Supriyanto yg pernah menjadi Wakil Ketua DPD PDIP DIY dan Koordinator Komite Pemuda dan Olahraga DPP PDIP.
Dihubungi terpisah, Pengamat politik UIN Sunan Kalijaga Abdur Rozaki menyatakan, kontestasi politik di pilkada Sleman harus didorong untuk mematahkan kekuatan oligarkhi politik lama.
"Karena saat ini tidak banyak membuat inovasi dan gebrakan lainnya di dalam perbaikan kesejahteraan masyarakat. Muncul figur politik muda juga harus dilihat dalam konteks dua hal, apakah ia menjadi bagian dari kepanjangan oligarki politik lama, ataukah kekuatan baru yang akan menghadirkan kebijakan kesejahteraan baru di dalam masyarakat," tegasnya.
Anak muda kata dia, harus bisa menjadi harapan dan tameng masyarakat dalam membangun perubahan di Sleman. Tanpa, daya dobrak pastinya Sleman akan stag.