RADAR NONSTOP - Hasil penelusuran radarnonstop terhadap jejak digital Blessmiyanda menyebutkan, Ahok sempat menyanjungnya setinggi langit.
"Di Indonesia cuma ada 13 assesor pengadaan barang yang memiliki sertifikat. Salah satunya Pak Blessmiyanda," sanjung Ahok pada September 2015 lalu.
Namun, selang satu tahun kemudian, Ahok berbalik menyerang Bless. Tepat 11 bulan Bless menancapkan kukunya dipusaran pengadaan barang dan jasa Pemprov DKI Jakarta. Dikarenakan rendahnya serapan anggaran.
BERITA TERKAIT :Pada Agustus 2016, Ahok menyoroti kinerja Blessmiyanda dan BPPBJ terkait rendahnya penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2016. Ahok menyebut kinerja BPPBJ belum optimal sehingga menyebabkan kegagalan lelang dan anggaran tidak terserap maksimal.
"Memang nih BPPBJ kami bermasalah total. Ada pengadaan yang total ngaco-nya, tetapi mereka halus mainnya, bertahap. Enggak apa-apa, kami voor (tahan) saja dulu," kata Ahok Selasa (9/8/2016).
Akan tetapi, meski dikritik Ahok sedemikian rupa, dengan ‘kesaktiannya’ Bless tetap bisa mempertahakan kursi empuk Kepala BPPBJ. Padahal, kala Ahok berkuasa, tak ada satu pun pejabat yang ‘selamat’ jika sudah masuk radar Ahok.
Barulah saat tampuk kekuasaan ditangan Djarot Saiful Hidayat, Bless terjungkal dari posisinya. “Iya, salah satunya Blessmiyanda,” ujar Djarot sehari sebelum merotasi pejabat di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) Pemprov DKI Jakarta pada Rabu (12/7/2018) silam.
Djarot menuturkan, Blessmiyanda diganti karena kinerjanya lamban. “Enggak apa-apa, alasannya (penyegaran), kurang cepet aja dia," kata Djarot.
Namun, isu yang berkembang di Balai Kota saat itu menyebutkan, Bless diganti karena terlalu banyak ‘main’ halus. (Bersambung)