Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Punya Rumah Berat, Ajukan KPR Ribet, Inilah Saatnya Perubahan

RN/NS | Sabtu, 25 November 2023
Punya Rumah Berat, Ajukan KPR Ribet, Inilah Saatnya Perubahan
Ilustrasi
-

RN - Sistem Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ribet. Syarat yang diajukan bank memberatkan. 

Calon Presiden Anies Baswedan mengatakan pengajuan KPR hanya mudah bagi pekerja formal dan tidak bagi pekerja informal.

Hal ini jugalah yang pada akhirnya mempersulit masyarakat membeli rumah. Sehingga ia menilai perlu ada perubahan terkait aturan KPR agar siapa pun lebih mudah membeli rumah.

BERITA TERKAIT :
Cuma Jadi Sarang Hantu, Kenapa Rumah Dinas Gubernur Jakarta Direstorasi Sampai Rp22,2 Miliar?
Restorasi Rumdin Gubernur DKI Rp 22,2 Miliar, Dinas Citata Belum Kasih Konsep Ke Heru

"Anak muda ini sulit dapat rumah itu bukan karena banyak minum kopi, tapi karena KPR kita itu yang merumitkan untuk rakyat. Jadi KPR kepanjangannya apa di masyarakat saat ini? 'Kapan Punya Rumah' saking susahnya ngurus KPR. Jadi menurut saya yang harus diubah adalah aturan-aturan KPR dipermudah," katanya dalam acara Indonesia Millenial and Gen-Z Summit 2023 di Senayan Park, Jakarta Selatan, Jumat (24/11/2023).

Menurut Anies, 90% perekonomian Indonesia adalah usaha mikro yang pekerjanya harus memperoleh dukungan. Oleh karena itu jangan hanya pekerja sektor formal saja yang dipermudah saat mengajukan KPR. Di sini ia menawarkan perubahan terkait sistem KPR.

"Kita sudah tahu kenyataan mayoritas warga kita di sektor informal, kenapa aturannya dibuat hanya untuk sektor formal. Itu tidak menyelesaikan masalah. Itu hanya memudahkan negara dan perbankan untuk mengurusi rumah. Nah ini harus diubah, dan itu membutuhkan keputusan politik," sebutnya.

"Jadi karena itu saya tanya, mau dilanjutkan yang begini, susah cari KPR? Kalau tidak yuk kita ubah ini semua sehingga terjadi perubahan," tambahnya.

Anies juga menyinggung 85% orang membangun rumah sendiri dan tanpa menggunakan kontraktor. Menurutnya perlu ada sistem yang memungkinkan orang membangun sendiri namun mendapat akses ke KPR.

"Sementara sistem KPR harus pakai kontraktor. Yang 85% ini bisa pinjam dari mana? Nggak ada efeknya mereka nggak bisa bangun rumah dengan baik. Kenapa tidak kita buatkan sistem yang memungkinkan orang membangun sendiri dengan akses KPR dan ada pengawasannya. Ada sistem report yang baik, sehingga mereka terpaksa untuk taat pada komitmennya," bebernya.

Anies juga membandingkan mudahnya kredit kendaraan seperti sepeda motor atau mobil, yang nilainya mudah turun. Padahal harga rumah cenderung naik dari tahun ke tahun.

"Mengapa aset yang harganya turun dimudahkan sementara kredit rumah yang asetnya akan meningkat justru dipersulit. Inilah perubahan yang ingin kita bawa, dan ini tawaran kami bagi generasi Z," tutup Anies.