RADAR NONSTOP - Menyikapi polemik yang terjadi di internal DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bekasi, Henu Sunarko selaku Wakil Ketua mengatakan, sebagai sebuah Organisasi, kepemimpinan itu harus dilandaskan aturan yang jelas, paling tidak saat ini ada semacam mosi tidak percaya.
"Ada amanat-amanat, semua didasari atas dasar konstitusi Organisasi atau Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD-ART). Tinggal dilihat, dimana yang tidak berjalan. Selama ini berjalan sih berjalan tapi tidak sesuai ekspektasi kita. Distribusi informasi seharusnya mutlak harus dapat. Namun menurut saya kepengurusan yang ada saat ini belum solid," papar Henu kepada radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group), kemarin.
Henu menjelaskan, apakah itu karena lemahnya Kepemimpinan atau tidak, dirinya mengira akan diupayakan langkah-langkah konsolidasi oleh Ketua Organda supaya ini tidak berkembang liar.
"Saya mengamati opini yang terjadi selama ini bagaimana kepengurusan ini tidak solid, itu karena sumbatan komunikasi, informasi antara pimpinan dengan jajaran pengurus struktur. Bagaimana pun juga, sesuai mandat AD-ART, Organda ini dibangun, diwadahi untuk kemudian dapat bekerja dan meningkatkan kesejahteraan anggotanya," terang Henu.
Kalau kemudian dari sisi informasi saja tidak merata, lanjut Henu, apalagi dari sisi hal yang lain, ini selalu diingatkan kepada pimpinan.
"Gak harus frontal, meskipun pelan-pelan, sedikit demi sedikit sumbatannya harus dilepas. Jangan sampai terlihat ambigu karena sulit kita melihat kepemimpinan saat ini. Kepemimpinan itu meninggalkan residu, dan masih ada residu yang harus dibersihkan. Harus diakui itu dari kepengurusan yang lama ke yang baru. Ini berdampak tidak berjalan linier tapi berjalan alot," paparnya.
Tongkat ada di Ketua, kata Henu, Ketua harus ada keinginan baik, harus ada goodway, setelah itu barulah konsolidasi dan muncullah political will baru rame-rame kolektif kolegial. Ini amanat AD-ART.
"Kita belum punya loh perencanaan target. Padahal dalam AD-ART minimal satu tahun melakukan musyawarah kerja. Ada rapat-rapat yang bisa 3 bulan sekali dilakukan namun faktanya tidak. Rapat sebelumnya menurut saya rapat tatap muka," terangnya.
Disinggung soal kerjasama Organda dengan Transportasi Angkutan Online, Henu menjawab keputusan berorganisasi itu belum dipatuhi.
"Makanya ada kerjasama dengan TRON, floating Anggaran, floating kemitraan dan sebagainya distribusi informasinya saja kita tidak tahu. Kita harapkan dikonsolidasi nanti, berpikirnya harus kolektif kolegial. Tidak sentralistik kemudian menjadi Raja Kecil. Menurut saya, semua aspek di Organda saat ini fundamental," pungkasnya.
Henu pun berharap, mari kembali ke posisi titik nol. "Konsolidasi itu namanya kan menarik semua elemen kepengurusan. Kemudian buat target-target pencapaian yang sudah berjalan selama ini," imbuhnya.