RADAR NONSTOP - Sepertinya Walikota Bekasi perlu mengevaluasi kinerja Muhamad Ridwan selaku Sekretaris DPRD (Sekwan) Kota Bekasi.
Pasalnya, sejak dilantiknya anggota legislatif periode 2019-2024 beberapa lalu, banyak sekali keluhan dan komplain yang dilayangkan para politisi Kalimalang itu terkait kinerja Sekwan.
Sebut saja mulai dari persoalan terlambatnya pengadaan jas, jamuan sajian tamu luar daerah, cinderamata, perihal indikasi penyalahgunaan pengadaan ATK hingga penugasan staf yang tidak koorperatif membuat para legislator yang baru dilantik ini berang dan meragukan kinerja Ridwan sebagai Sekwan.
Seperti yang diutarakan Nicodemus Godjang, Anggota DPRD Kota Bekasi Fraksi PDI Perjuangan yang juga Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda). Ia mengungkapkan rasa kekecewaannya terhadap kinerja Sekwan yang kurang kooperatif dan tidak pernah melakukan koordinasi terhadap dirinya selaku salah satu pimpinan DPRD.
"Bikin kecewa saja. Bagaimana coba, kita mau kunjungan kerja tapi Sekwan malah menugaskan pendamping yang bukan staf Bapemperda yang biasa sama kita," papar Nico kepada radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group) dengan nada kesal, Senin (28/10).
Senada dengan Nico, Bambang Supriyadi juga pernah mengutarakan kekecewaan terhadap kerja Sekwan yang waktu itu menerima tamu resmi dari daerah Timur Indonesia bersama rekan sejawat sesama anggota dewan yang lain tanpa adanya jamuan makanan dan minuman yang merupakan tanggung jawab dari Sekretariat DPRD.
Kejadian memalukan tersebut menurutnya, sedikit memperjelas buruknya kinerja Sekretariat DPRD Kota Bekasi saat menerima kunjungan kerja para legislator Lombok Timur beberapa waktu lalu tanpa adanya jamuan makan dan minum, sehingga dirinya bersama anggota dewan lainnya berinisiatif membelikan gorengan sebagai jamuan para tamu.
"Seharusnya mereka (Sekretariat DPRD) yang menyediakan jamuan makan dan minum bagi para tamu. Tetapi kenyataannya tidak, malah kami para anggota dewan yang menyediakan," ujarnya.
Bahkan lebih parahnya, Sekwan sempat membuat kesal 30 orang anggota dewan yang tergabung dalam Panitia Khusus (Pansus) I dan II yang membahas soal Tata Tertib dan Kode Etik.
Di mana Ridwan dianggap telah lancang lantaran mengangkangi para anggota dewan dengan melakukan intervensi untuk mengganti di tengah jalan staf pendamping di kedua pansus tersebut.
"Bayangin saja, kita sudah setengah jalan dan mulai melakukan kunjungan kerja ke daerah lain, dia (Ridwan) tiba-tiba mengganti semua staf pendamping kami. Kita kan jadi susah berkoordinasi, dan semuanya kan jadi mengulang dari awal lagi jadinya,” tegas salah satu pimpinan Pansus tersebut yang kesal dengan sikap Sekwan.
Tersiar kabar sikap misskoordinasi antara Sekwan dengan anggota dewan ini merupakan langkah-langkah Ridwan untuk menghilangkan beberapa poin yang diusulkan dewan untuk mengubah pasal dalam tata tertib yang poinnya itu untuk meminta menghilangkan CCTV di setiap ruang komisi serta meminta jabatan Sekwan supaya dirotasi.
Tidak hanya itu, Safril, Anggota DPRD Kota Bekasi Fraksi PAN juga pernah mengungkapkan kekecewaannya terhadap kinerja Sekwan terkait pengadaan Safari. "Sekwan sudah wanprestasi," tegasnya.