RADAR NONSTOP - Terpilihnya Tri Adhianto Tjahyono sebagai Ketua DPC PDIP Kota Bekasi sudah bisa ditebak. Tri pastinya akan memimpin Kota Bekasi menggantikan Rahmat Effendi alias Pepen.
Pepen memang sudah dua periode menjadi walikota. Artinya pada 2023, politisi senior Golkar ini tak bisa nyalon. Artinya Tri-lah sebagai incumbent yang bakal maju sebagai kandidat walikota.
Tapi, Tri bakal amsiong. Sebab, saat ini Pepen sedang getol menggabungkan Bekasi ke Jakarta.
Bahkan, Pepen mengaku sudah menyiapkan tim khusus untuk mengkaji peleburan kota seluas 210,49 km2 di bawah komando Anies Baswedan. Manuver Pepen ini tentunya bisa mengubur mimpi para politikus di Bekasi.
BERITA TERKAIT :Sebab jika gabung ke Jakarta, tidak ada DPRD tingkat II dan Pilkada pun gabung untuk memilih gubernur dan wakil gubernur.
“Rencana pembentukan tim khusus sudah ada, timnya sudah saya siapkan, tapi masih dalam kajian, sekaligus mengkaji regulasi yang ada,” kata Pepen, kepada wartawan, Rabu (11/9/2019).
Pepen menyebutkan, dalam pembentukan tim khusus itu, nantinya akan ada beberapa wacana regulasi yang digulirkan. Contohnya adalah dengan tetap mengadakan Pemilihan Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
“Jangan takut DPRD nya hilang, ya nanti dibicarakan kalau bisa Pileg, sekarang pun dengan Jawa Barat kan bisa Pileg. Walikotanya? kalau bisa Pilkada nanti ketika masuk DKI,” katanya bersemangat.
Pepen juga meminta kepada para sejarawan agar tidak takut dengan kehilangan nama Bekasi. Soalnya, ada beberapa opsi yang akan di ajukan nanti jika bergabung dengan DKI Jakarta.
“Kan masih ada Kabupaten Bekasi. Ya, namanya kan tidak harus DKI Jakarta Tenggara, bisa jadi DKI Bekasi, DKI Kota Bekasi kan, whatever (terserah) lah semuanya kan di susun regulasinya,” ucapnya.
Ada beberapa alasan, kalau Pepen berkeinginan Kota Bekasi masuk dalam Jakarta. Salah satunya adalah, pemasukan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) Kota Bekasi ke Provinsi Jawa Barat.
“Sekarang gini kalau kita berharap ekspatasinya, dengan Jawa Barat kita sudah ngelewatin Jawa Barat, lewatin Bandung juga, kita lebih tinggi, inflasi kita lebih rendah, APBD nya juga besar (disamping) kebutuhannya (Kota Bekasi) besar,” jelas dia.
Di Bekasi, PDIP memang masuk dalam katagori partai kuat. Partai Banteng ini memiliki kader-kader yang handal walaupun minim yang populer.
Kini nasib Tri ada pada manuver Pepen. Jika Pepen gagal menggabungkan Bekasi ke Jakarta, maka Tri bakal naik takhta. Tapi, jika Pepen sukses, Tri siap-siap saja hanya menjadi mantan wakil walikota.
Pintu Masuk
Nama Ahmad Syaikhu yang digadang PKS menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta bisa menjadi pintu masuk Pepen. Apalagi Syaikhu pernah menjadi wakilnya Pepen.
Nama Syaikhu memang belum jelas. Karena hampir semua fraksi menolaknya. Tapi, bukan berarti peluang Syaikhu untuk menjadi orang nomor dua di ibukota kandas.
Dengan kehebatan lobi-lobi Pepen, bisa saja dia merapat ke Markas Beringin di Cikini, Jakarta Pusat. Dengan enam kursi di Kebon Sirih tentunya Golkar punya daya tawar ke fraksi lain.
Di kalangan DPRD, Syaikhu dikenal sebagai politisi kaku. "Beratlah kalau dia. Lha kaku gitu kok," beber politisi Gerindra di Kebon Sirih.