RADAR NONSTOP - Mengambil jalan oposisi bukan hal buruk. Karena oposisi juga bisa menjadi bagian kebersamaan dalam membangun bangsa dan negara.
Anggota MPR dari Fraksi Nasdem, Syarief Abdullah Alkadrie mengakui pihaknya memberi apresiasi pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Prabowo Subianto di Stasiun MRT Lebak Bulus.
“Pertemuan tersebut memberi kesejukan pada bangsa,” ujarnya saat menjadi narasumber dalam acara ‘Diskusi Empat Pilar MPR’, 15 Juli 2019, di Media Center, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Senin (15/7/2019).
BERITA TERKAIT :Abdullah Alkadrie menuturkan Pemilu Presiden dilakukan setiap 5 tahun sekali. Dalam Pemilu Presiden pastinya ada pasangan calon, “Bisa dua pasangan, tiga bahkan empat”, ucapnya.
Pasangan itu terbentuk dengan peraturan perundangan, seperti harus memenuhi parlement threshold 20 persen di parlemen dan atau 25 persen suara nasional.
Koalisi yang dibangun, menurut Abdullah Alkadrie harus sesuai dengan platform yang sama. Ia menyebut partainya mendukung Joko Widodo selama dua kali Pemilu Presiden karena mempunyai persamaan visi dan misi.
“Jadi koalisi dibangun tidak secara pragmatis. Bila pragmatis ini yang perlu dikritisi”, tambahnya.
Bagi Abdullah Alkadrie bila ada partai yang memilih di luar koalisi pendukung pemerintahan, baginya itu tidak menjadi masalah.
“Menjadi oposisi itu juga salah satu bentuk kebersamaan”, ucapnya di hadapan para wartawan yang hadir dalam acara itu.
Dengan adanya oposisi menurutnya membuat demokrasi yang ada menjadi sehat dan bagus. “Menjadi bagus kalau ada pihak yang mengingatkan”, tegasnya.
Diakui Pemilu Presiden pada tahun 2019 berbeda dengan Pemilu Presiden sebelumnya. Pada Pemilu Presiden kali ini ada potensi yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa. Isu-isu strategis disebut dikalahkan oleh isu-isu primordial.
“Bisa jadi hal ini untuk mengangkat emosional pendukung”, ujarnya. “Banyak informasi yang diplintir”, tambahnya.
Hal demikian dikatakan perlu menjadi perhatian bersama.
Untuk itu dirinya berharap agar rekonsiliasi yang dibangun bersifat makro, untuk kepentingan bangsa, kepentingan besar yang perlu dipersamakan.
Dirinya kembali mengakui bahwa di antara masyarakat masih ada ketidakdewasaan dalam berpolitik di mana ada yang belum mengakui kekalahan. Menyikapi hal demikian, perlu bersama untuk menghilangkan riak-riak.
Menurutnya ke depan perlu membangun rasa kebersamaan. Selepas Pemilu Presiden diharap semua kembali ke aktivitas semula sembari memupuk rasa kebangsaan.