RADAR NONSTOP - Kawasan wisata dan pusat belanja di Malioboro, Kota Yogyakarta terasa dingin. Para wisatawan baik di dalam negeri maupun luar negeri menikmati suasana sejuk itu.
"Rasanya memang dingin," terang Andi (30) warga asal Cipayung, Jakarta Timur yang sedang berlibur bersama istri dan anaknya di Yogyakarta, Senin (1/7) malam.
Begitu juga dengan Sandi. Warga Depok, Jawa Barat ini mengaku menikmati suasana malam Kota Gudeg dengan suasana dingin. "Mirip di Lembang Bandung," tukasnya.
BERITA TERKAIT :Dari pantauan radar nonstop, kawasan Malioboro terlihat ramai. Hingga tengah malam, para pengunjung masih menikmati jajanan angringan.
"Suasananya dingin. Enak buat seruput kopi," beber Fery warga Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Yogyakarta sebelumnya menjelaskan alasan mengapa beberapa hari ini suhu di wilayah DIY lebih dingin dari biasanya. BMKG menerangkan, setidaknya ada tiga faktor penyebab terjadinya suhu dingin tersebut.
Faktor pertama, pada musim kemarau didominasi oleh langit cerah dan tidak ada tutupan awan, kondisi ini mengakibatkan pelepasan radiasi panas dari bumi ke atamosfer pada malam hari terjadi tanpa halangan.
Sehingga mengakibatkan suhu udara di permukaan bumi cepat mendingin. Kedua, Australia mengalami musim dingin. Embusan angin dari Australia ke Asia yang melewati Jawa berpengaruh terhadap penurunan suhu udara.
Selanjutnya, posisi matahari dalam gerak semu tahunan berada hampir di garis balik utara atau 23.5 LU. Ini berdampak pada menurunnya intensitas radiasi matahari yang diterima wilayah Indonesia bagian selatan.
“Interaksi ketiga faktor inilah yang menyebabkan suhu yang kita rasakan dalam beberapa hari ini terasa dingin,” tegas BMKG.