RADAR NONSTOP- Ratusan massa yang tergabung dalam barisan Konsolidasi Mahasiswa Nasional Indonesia (KOMANDO) menggelar aksi di depan Kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel). Dalam aksinya mereka menuntut kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk menghentikan narasi makar.
Pantauan RadarNostop.co (Rakyat Merdeka Group) dilokasi, tampak slogan bertuliskan 'Dari Tangerang Selatan Untuk Indonesia' mengisi aksi tersebut yang dikemas dalam do'a bersama untuk mengenang tragedi meninggalnya 700 petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), dan tragedi kemanusian 21-22 Mei 2019 dalam peristiwa Bawaslu.
Koordinator aksi, Andre mengatakan, aksi ini merupakan bentuk keprihatinan terhadap sebuah tragedi yang telah menjadi sebuah misteri. Pasalnya, kata dia, kekerasan pada Pemilu 2019 dengan jatuhnya ratusan petugas KPPS meninggal dunia dan tragedi 21-22 Mei peristiwa Bawaslu, itu kini jadi hampa karena adanya narasi makar.
BERITA TERKAIT :"Keterangan Presiden di Kompas TV dalam hal pembentukan TGPF peristiwa 21-22 Mei 2019 dalam kasus yang berkaitan meninggalnya dan perusuh-perusuh dilokasi kerusuhan, hal itu menunjukan bahwa Presiden absen dan lalai pada konstitusi dan undang-undang,"kata Andre kepada Radar Nonstop, Kamis (20/6/2019).
Kendati begitu, dalam aksi kali ini Komando bersama pelajar dan masyarakat Tangsel menuntut untuk menghentikan narasi makar, intimidasi dan ancaman kepada keluarga korban tragedi kemanusian 21-22 mei 2019.