Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Tak Ada Bu Ani, Kenapa Demokrat Gaduh Ya? 

NS/RN | Minggu, 16 Juni 2019
Tak Ada Bu Ani, Kenapa Demokrat Gaduh Ya? 
Hinca Panjaitan
-

RADAR NONSTOP - Tak ada Bu Ani, Internal Partai Demokrat (PD) gaduh. Desakan Kongres Luar Biasa (KLB) menguat. 

Tapi, gerakan kubu KLB yang digagas para senior PD langsung dibalas dengan desakan pemecatan. 

Bukan hanya itu, Sekjen PD Hinca Pandjaitan juga menjadi sasaran tembak. Hinca ditugaskan SBY sebagai tugas harian DPP. 

BERITA TERKAIT :
Gelar Tasyakuran Di Dapil II Jakarta Utara Bareng Akar Rumput Demokrat, Bunda Neneng Mulai Gaspoll Menangkan Pasangan RK-Suswono
Wow, AHY Klaim Kinerjanya Kinclong Babat Mafia Tanah

Ketua DPP Partai Demokrat Subur Sembiring menilai kalau Hinca menyalahi AD/ART partai. Secara konstitusional partai, jika seorang ketum berhalangan, seharusnya memberikan mandat kepada salah satu Waketum DPP PD. 

Diketahui, pada Februari 2019, SBY memberikan mandat kepada Hinca untuk melaksanakan tugas harian DPP PD. Selain memberikan amanat kepada Hinca, SBY juga mengamanatkan Komandan Kogasma PD, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), untuk memimpin pemenangan pemilu PD.

SBY kala itu disebut tidak bisa fokus dalam pemenangan PD di Pemilu 2019 karena harus mendampingi istrinya, Ani Yudhoyono yang tengah menjalani perawatan melawan penyakit kanker darah di Singapura. 

"Selama empat bulan sekjen menerima amanah tersebut kita ketahui, saya sebagai Ketua DPP PD, tidak pernah ada rapat-rapat menyangkut soal kegiatan internal PD dan tidak pernah ada juga petunjuk-petunjuk langsung yang beliau sampaikan tentang bagaimana seorang pelaksana harian PD menjalankan roda organisasi dan membesarkan PD," keluhnya.

Loyalitas kata Subur, harus berpijak kepada konstitusonal partai. Jangan bertindak atas egoisme apalagi mengklaim yang paling loyal kepada SBY. 
"Pak SBY telah mengatakan berulang kali bahwa kita harus taat konstitusi," kata Subur.

Seperti diberitakan, isu Kongres Luar Biasa (KLB) muncul seiringan dengan manuver senior membentuk Gerakan Moral Penyelamat Partai Demokrat (GMPPD), termasuk Max Sopacua. 

Max menyebut Ferdinand Hutahaean, Andi Arief dan Rachlan Nashidiq adalah oknum yang merusak perolehan suara PD pada 2019. Bahkan, partai yang sempat menjadi juara Pemilu 2009 ini bisa membusuk karena ketiga kader sering blunder dan menajdi kontroversi. 

Nampaknya Ferdinand tak mau pasrah digoyang senior-nya. Kadiv Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Partai Demokrat menyebut kalau DPD dan DPC seluruh Indonesia saat ini muncul ke permukaan menentang usul KLB yang dilontarkan oleh Max Sopacua dan kawan-kawan. 

#Demokrat   #SBY   #BuAni