Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Indonesia Beresiko Bagi Turis, Apa Kabar Menteri Arief?

NS/RN/CR | Minggu, 16 Juni 2019
Indonesia Beresiko Bagi Turis, Apa Kabar Menteri Arief?
-

RADAR NONSTOP - Indonesia dinilai beresiko untuk dikunjungi. Warning ini dikeluarkan Departemen uar Negeri Amerika Serikat (AS).

Larangan ini tentunya menjadi pekerjaan rumah Menteri Pariwista Arief Yahya?

Ada 15 negara yang dirangkum Insider berdasarkan data Kemenlu AS. Seperti Brazil, India, Filipina, Jamaika, Belanda, Jerman Roma, Spanyol, Prancis, Inggris, Meksiko, Kepulauan Turks dan Caicos, Bahama dan Republik Dominika.

BERITA TERKAIT :
Mafia Tanah Bikin Sengsara Rakyat Di Jakarta, Pak Menteri ATR/BPN Bantu Dong
Parpol Kasak-Kusuk Jatah Menteri, Tapi Prabowo Masih Konsen Program Makan Siang Gratis

Untuk negara-negara di Eropa, Kementerian Luar Negeri AS umumnya mewanti-wanti terhadap serangan teroris. Sedangkan Meksiko adalah potensi diculik, dan kematian di Republik Dominika.

Di Filipina, masalah yang diimbau adalah kerusuhan warga dan wabah campak. Begitupun dengan Brasil dan India, yang dianggap bermasalah soal pencopet di sejumlah tempat wisata rawan turis internasional. 

Dikutip Insider, Sabtu (15/6/2019) Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan sejumlah travel imbauan atau peringatan untuk para pelancong terhadap sejumlah negara yang memiliki risiko bahaya tinggi untuk dikunjungi.

Namun, bukan berarti negara-negara tersebut terlarang untuk dikunjungi bagi wisatawan AS. Hanya, pemerintah mengimbau untuk berhati-hati karena risiko bahaya yang tinggi dengan berbagai faktor.

Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) kalau jumlah wisatawan mancanegara (wisman) sepanjang Januari-Februari 2019 sekitar 2,48 juta orang, atau naik 8,19 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu sebanyak 2,3 juta orang.

Dari 15 negara, Indonesia pun masuk menjadi salah satunya. Indonesia dikategorikan berisiko tinggi karena adanya beberapa kemungkinan bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, gunung meletus yang tidak hanya berdampak kepada keselamatan pribadi tetapi juga infrastruktur, transportasi dan kesehatan.

Selain itu, pemerintah AS juga mengimbau turisnya yang ke Indonesia untuk beberapa kemungkinan serangan teroris. Seperti di kantor kepolisian, tempat ibadah, hotel dan bar.