RADAR NONSTOP - Lembaga survei yang tidak bersedia namanya dipublish menyebutkan pasangan Prabowo - Sandiaga Uno menang telak di Pilpres 2019.
Demikian dituturkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono membeber hasil survei yang menunjukkan bahwa Prabowo - Sandi unggul jauh dari Jokowi - Ma'ruf.
Arief mengatakan, lembaga independen yang namanya dirahasiakan itu bekerja sama dengan jaringan mahasiswa dan buruh.
BERITA TERKAIT :Dia menjelaskan survei itu dilakukan 23 Februari - 5 Maret 2019 melibatkan 2661 respode dari 192 juta pemilih yang terdaftar. Adapun tingkat kepercayaan 95 persen dan margin of error kurang lebih 1,9 persen.
Menurut Arief, lembaga survei yang dibiayai pihak asing itu menempatkan elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno mengunggungi pasangan capres dan cawapres nomor urut 01, Joko Widodo - KH Ma'ruf Amin.
Menurutnya, survei menggunakan pertanyaan yang mudah dimengerti responden yaitu 'jika pilpres digelar hari ini pasangan Joko Widodo - Ma'ruf Amin atau Prabowo- Sandi yang akan dipilih'.
"Hasilnya tingkat keterpilihan atau elektabilitas Prabowo - Sandi sudah melewati Joko Widodo - Maruf Amin," kata Arief, Jumat (8/3).
Arief menjelaskan, Prabowo - Sandi meraih elektabilitas 54,3 persen Dari 2661 responden. Sedangkan Jokowi - Kiai Ma'ruf meraih 40,4 persen dari 2661 responden memilih Jokowi - Kiai Maruf. "Sebanyak 5,3 persen tidak menjawab," tegasnya.
Arief mengklaim, survei itu sangat simetris dengan yang dilakukan masyarakat di media sosial bahwa Jokowi - Kiai Ma'ruf kalah telak atas Prabowo - Sandi. "Jadi kami punya data (positif) sendiri," tegasnya.
Dia menegaskan biar saja lembaga survei lain memiliki data yang berbeda. Pihaknya akan menjadikan hal tersebut sebagai masukan.
Yang jelas, kata dia, Prabowo - Sandi sudah melewati 50 persen + 1, Jokowi - Kiai Ma'ruf semakin turun di bawah 40 persen.
Arief menegaskan bahwa lembaga survei tersebut bukan berasal dari internal Badan Pemenangan Nasional Prabowo - Sandi. "Untuk nama lembaganya kami rahasiakan, karena takut diteror nanti," ujar Poyuono