RN – Suasana duka menyelimuti selatan Peru. Sebuah bus yang mengangkut puluhan penumpang terjun bebas ke jurang sedalam 200 meter, menewaskan sedikitnya 37 orang dan melukai banyak lainnya dalam tragedi memilukan di Arequipa, Rabu (12/11) dini hari waktu setempat.
Bus milik perusahaan Llamosas itu tengah melaju di jalur maut Pan-American Highway, jalan legendaris yang membentang dari Alaska hingga Argentina, namun juga dikenal sebagai jalur pembunuh di pegunungan selatan Peru.
Menurut laporan media lokal, bus yang membawa sekitar 60 penumpang itu berangkat dari kota Chala menuju Arequipa, sebelum bertabrakan dengan truk pickup di tikungan tajam dan akhirnya terjun ke tepi Sungai Ocoña.
BERITA TERKAIT :Benturan keras disusul jeritan penumpang terdengar hingga ke perkampungan sekitar, mengguncang warga yang bergegas ke lokasi untuk menolong korban.
Kepala Dinas Kesehatan Regional Arequipa, Walther Oporto, mengonfirmasi 36 orang meninggal di tempat, sementara satu korban lainnya mengembuskan napas terakhir di rumah sakit. Setidaknya 25 orang selamat dalam kondisi kritis, termasuk tiga anak kecil yang kini berjuang antara hidup dan mati di ruang perawatan intensif.
“Wilayah itu benar-benar berbahaya. Jalan curam, minim penerangan, dan sering memakan korban,” ujar Waldor Llerena, wali distrik Ocona, dalam wawancara dengan radio RPP, suaranya bergetar menahan sedih.
Foto-foto dari lokasi bencana memperlihatkan rangka bus yang hancur lebur di dasar jurang, kaca pecah berserakan, dan tubuh kendaraan terpelintir tak berbentuk.
Ironisnya, kedua sopir (bus dan truk pickup), berhasil selamat, namun pengemudi truk telah diamankan untuk diperiksa pihak kejaksaan.
Kecelakaan tragis seperti ini bukan pertama kalinya mengguncang Peru. Negeri Andes itu memang kerap berduka di jalan pegunungan yang terjal dan rusak, apalagi di malam hari.
Data resmi mencatat lebih dari 3.300 nyawa melayang akibat kecelakaan lalu lintas di Peru sepanjang 2022, sebagian besar terjadi di rute yang sama, Pan-American Highway bagian selatan, tempat maut seolah mengintai setiap tikungan.