RADAR NONSTOP - Cap sebagai kota macet kembali dialami Bekasi. Kota Patriot ini sempat diledek soal macet oleh warganet.
Warganet meledek jika ingin ke Bekasi seperti menuju ke planet. Kini cap macet kembali ramai.
Walikota Cilegon Edi Aryadi yang membuat Pepen sapaan akrab Walikota Bekasi Rahmat Effendi geleng kepala.
BERITA TERKAIT :Cap macet diucapkan Edi saat dia resmi dilantik menjadi walikota secara resmi oleh Gubernur Banten Wahidin Halim pada Rabu (20/2). Edi menggantikan TB Iman Ariadi yang ditangkap KPK karena kasus suap izin.
Pepen itu pun menjelaskan faktor penyebab kemacetan di Kota Bekasi.
"Betul memang Bekasi macet. Di Bekasi itu ada empat program strategis nasional," kata Pepen di Islamic Centre, Marga Jaya, Kota Bekasi, Kamis (21/2/2019).
Empat program nasional itu adalah elevated toll, kereta cepat LRT, Tol Becakayu, dan kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Pertama elevated toll dari Cikunir, yang macet itu di tol. Betul memang wilayahnya di Bekasi, LRT, kereta cepat, Tol Becakayu, apalagi Tol Becakayu itu merusak daerah aliran sungai (DAS) Kalimalang. Itu program strategis nasional yang sudah 19 tahun mangkrak, sekarang berjalan," papar Pepen.
Kemacetan di tol itu berimbas ke jalan arteri. Kendaraan berat menggunakan jalan arteri sebagai jalur alternatif untuk menghindari kemacetan itu.
"Akibat kemacetan di jalan tol, banyak kendaraan yang bervolume besar lari ke jalan arteri sehingga menambah beban dari sebuah proses lalu lalang kendaraan yang ada," jelasnya.
Meski demikian, Pepen mengaku bangga atas kemacetan itu. Menurutnya, kemacetan mencerminkan pertumbuhan perekonomian kota tersebut.
"Kedua, saya bangga Kota Bekasi dianggap macet. Kalau nggak macet nggak ada pertumbuhan ekonomi, kotanya nggak maju, pendidikannya nggak jalan, dan nggak bisa bayar kartu sehat," sambungnya.
Pepen mengklaim laju pertumbuhan ekonomi Kota Bekasi di atas rata-rata.
"Biar aja macet, yang penting laju pertumbuhan ekonomi saya di atas rata-rata, laju pertumbuhan ekonomi nasional. Warga masyarakat puas, pendidikan bagus, infrastruktur terus kita perbaiki, lama-lama akan berkurang. Karena yang diubah bukan hanya sistemnya, tapi warga masyarakatnya," jelasnya.
Sementara Edi Ariadi meminta maaf atas pernyataannya yang menyinggung kemacetan di Kota Bekasi.
Menurut Edi, pernyataan mengenai kemacetan di Bekasi, bukan berarti kemacetan yang terjadi di semua wilayah Bekasi. Tapi kemacetan akibat pembangunan jalan tol, yang kebetulan berada di jalur Bekasi.
"Maka itu, saya minta maaf atas statement untuk Kota Bekasi, warga masyarakat, legislatif dan juga eksekutif," kata Edi.
Jangan Lewat Bekasi
Warga Bekasi tidak mau kotanya dicap macet. Mereka langsung membully akun Instagram (IG) milik Pemkot Cilegon.
Para netizen meminta Edi jangan lagi lewat Bekasi. Jika ingin ke Bandung sebaiknya Edi lewat Serpong dan jangan melintas ke Bekasi.
Sukir (30) warga Kota Bekasi mengaku, pernyataan Edi telah melukai warga. Harusnya dia memikirkan wilayahnya dan jangan ikut campur.
Hal senada diucapkan Nina (40). "Bekasi memang macet lalu kenapa dia ikut campur. Apa Bekasi lebih bagus dari Cilegon," keluhnya.
Syam warga Pondok Gede meminta Edi tidak asal ucap. "Memang apa hebatnya Cilegon dari Bekasi. Mulutnya kaya Ahok tuh orang," sindir bapak tiga anak ini.