RN - Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ribut. Trump menuduh Zelensky tidak sopan.
Alhasil, Zelensky diusir dari Gedung Putih. Trump menilai kalau Zelensky bersikap keterlaluan lantaran menuduh ingin memperpanjang perang dengan Rusia dengan ogah menyepakati kesepakatan damai usulannya.
Pertengkaran keduanya berlangsung saat Trump menjamu Zelensky di kantornya untuk membicarakan masalah perang Ukraina vs Rusia dan kesepakatan antara Kyiv-Washington soal akses mineral tanah Jarang Ukraina.
BERITA TERKAIT :Trump murka karena menganggap Zelensky "belum siap" berdamai dengan Rusia.
"Saya ingin gencatan senjata sekarang," kata Trump kepada wartawan sebelum berangkat ke kediamannya di Florida, menegaskan bahwa ia ingin pertempuran di Ukraina segera berakhir.
Presiden AS itu menuduh Zelensky "mencari sesuatu yang tidak saya inginkan."
"Dia (Zelensky) ingin terus bertarung, bertarung, dan bertarung," tambah Trump seperti dikutip AFP.
Sementara itu, Trump juga mengklaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin sudah terbuka dan menyatakan ingin mengakhiri perang.
Trump bahkan mengklaim telah berulang kali berbicara dengan Putin dan yakin Rusia tidak akan berbohong soal kesepakatan gencatan senjata.
Sementara Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, memuji Presiden Amerika Serikat Donald Trump karena "berani membela perdamaian" dalam kicauannya di X pada Juamt (28/2).
Orban bahkan menganggap Trump sebagai sosok yang kuat lantaran mau memajukan perdamaian. Hal itu diutarakan Orban tak lama setelah Trump terlibat cekcok hingga saling bentak dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky hingga mengusirnya dari Gedung Putih.
"Pria kuat menciptakan perdamaian, sementara pria lemah menciptakan perang. Hari ini, Presiden @realDonaldTrump dengan berani membela perdamaian, meskipun sulit diterima oleh banyak orang. Terima kasih, Tuan Presiden!" tulis Orban dalam sebuah unggahan di X.
Cuitan Orban itu keluar tak lama setelah berita soal pertemuan Trump dan Zelensky yang berakhir bencana beredar luas.
Orban memang merupakan negara Eropa sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin. Ia bahkan terang-terangan mendukung invasi Rusia ke Ukraina.