RN - Lengkap sudah penderitaan warga Jakarta. Bukan hanya rumah yang terendam tapi gas subsidi 3 Kg juga langka.
"Gak dapat gas dari kemarin, kalaupun ada mahal," keluh Sutini, korban banjir di Cengkareng, Jakarta Barat, Rabu (29/1).
Emak empat anak ini mengaku, dirinya sulit untuk masak makan anak-anak. "Masak dan goreng telur susah," bebernya.
BERITA TERKAIT :Begitu juga kata Didi. Warga di Cawang, Jaktim ini sudah tiga jam keliling mencari gas tapi gak dapat. "Susah dah cari gas, mana anak-anak belum makan, kalau beli matang kan mahal," keluhnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Disnakertransgi) DKI Jakarta Hari Nugroho buka suara soal viral keluhan warga karena kelangkaan gas LPG 3 kg yang terjadi belakangan ini.
Ia membenarkan bahwa memang terjadi kelangkaan gas LPG 3 kg di berbagai lokasi. Pasalnya pemerintah mengurangi kuota gas LPG bersubsidi pada 2025.
"Dikarenakan antara usulan kuota LPG subsidi untuk Jakarta di 2025 lebih kecil dari realisasi penyaluran LPG di 2024, ada pengurangan sekitar 1,6 persen," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (29/1).
Sejak awal, sambungnya, kuota LPG subsidi untuk Jakarta pada 2025 ditetapkan sebesar 407.555 metrik tok (MT). Sementara realisasi penyaluran LPG pada 2024 sebesar 414.134 MT.
Kemudian, kelangkaan ini katanya terjadi karena adanya tanggal merah dalam tiga hari terakhir, dan tidak diizinkan melakukan penambahan kuota yang ada. Sehingga, untuk penyaluran pada 27 Januari hingga 29 Januari mengambil 50 persen dari alokasi minggu sebelumnya.
"Kesimpulan berdasarkan pengecekan di lapangan, penyaluran di Kota Jakarta hingga saat ini masih terpantau cukup. Namun, memang berdasarkan pengamatan di lapangan, permintaan sedang tinggi," jelas Hari.
Untuk mengamankan stok, lanjut Hari, pemerintah telah menyalurkan LPG pada tanggal merah (1 Januari 2025) untuk Jakarta dengan total 233.040 tabung, dengan menarik 50 persen dari kuota pada 3 Januari 2025.
Upaya lain yang dilakukan adalah memonitor ketersediaan stok di pangkalan dengan foto laporan kondisi pangkalan setiap pagi dan sore hari serta meminta agen untuk segera menyuplai ke wilayah yang stok di pangkalan sudah kosong dan akan habis.
"Langkah selanjutnya untuk mengamankan stok, pada Senin (27/1) diberikan penyaluran sebanyak 218.600 tabung dengan menarik 50 persen dari tanggal 15 hingga 17 Januari 2025, 110.440 tabung tambahan 24 persen sebagai fakultatif, dan total tambahan di tanggal 27 Januari 2025 sebanyak 329.040 tabung," jelas Hari.
Sementara untuk mengamankan stok LPG pada Rabu (29/1) ini diberikan penyaluran sebanyak 208.080 tabung, menarik 50 persen dari kuota 22 sampai 24 Januari 2025. Kemudian 36.880 tabung tambahan 8 persen sebagai tambahan atau fakultatif. Sehingga total tambahan LPG pada Rabu (29/1) sebanyak 244.960 tabung.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengatakan berdasarkan pengecekan di lapangan, penyaluran LPG di Jakarta hingga saat ini masih terpantau cukup. Namun memang permintaan sedang meningkat.
Karena itu, diberikan penyaluran tambahan atau fakultatif sekitar 110.440 tabung pada Senin (27/1).
"Dan untuk mengamankan peningkatan kebutuhan serta stok, pada hari Rabu, 29 Januari juga akan diberikan penyaluran tambahan/fakultatif sejumlah 36.880," kata Heppy.
Heppy mengatakan penambahan fakultatif ini diharapkan dapat memenuhi peningkatan kebutuhan di masyarakat.
Pertamina Patra Niaga, sambungnya, juga menyediakan LPG non subsidi yaitu Bright Gas dalam jumlah yang cukup dan bisa didapatkan masyarakat di outlet Sub Penyalur Pertamina maupun outlet modern.
"Jika masyarakat mengalami kendala di lapangan terkait distribusi LPG maupun BBM, dapat mengubungi call center 135," katanya.