Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Banjir Intai Jakarta, Musim Pancaroba Picu Longsor Hingga Hujan Es

RN/NS | Rabu, 01 Oktober 2025
Banjir Intai Jakarta, Musim Pancaroba Picu Longsor Hingga Hujan Es
Longsor Jakarta, beberapa waktu lalu.
-

RN - Bulan Oktober 2025 menjadi awal musim dari panas berubah ke hujan. BMKG menyebut musim pancaroba ini bisa berdampak pada banjir dan longsor.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi sejumlah wilayah Indonesia berpotensi dilanda cuaca ekstrem sepekan ke depan. Hal ini dipicu oleh kombinasi faktor global, regional, dan lokal.

Pada masa pancaroba, pola hujan umumnya terjadi pada sore hingga malam hari, diawali cuaca hangat dan terik sejak pagi hingga siang. Pemanasan permukaan yang kuat memicu pembentukan awan konvektif, seperti Cumulonimbus (Cb), yang kerap menimbulkan hujan deras berdurasi singkat, disertai petir, angin kencang, dan hujan es di wilayah tertentu.

BERITA TERKAIT :
Hujan Es Di Cikini Jakpus, Dipicu Awan Kumulonimbus 

"Dalam sepekan ke depan, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat memicu banjir, genangan, dan longsor yang berdampak pada aktivitas harian maupun transportasi," kata BMKG dalam laman resminya, Selasa (30/9).

BMKG menjelaskan, sejumlah fenomena atmosfer turut memicu pertumbuhan awan hujan di berbagai wilayah Indonesia. Nilai Dipole Mode Index (DMI) negatif sebesar -1,15, ditambah Madden Julian Oscillation (MJO) yang aktif di Samudra Hindia bagian timur, memperkuat pasokan uap air di Indonesia bagian barat.

Gelombang atmosfer skala regional seperti Gelombang Rossby Ekuator dan Gelombang Kelvin juga aktif di berbagai wilayah dan mendukung terbentuknya awan konvektif.

Gelombang Rossby terpantau aktif di sebagian wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku Utara, dan Papua bagian barat. Sementara Gelombang Kelvin aktif di Sumatra, sebagian Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara.

Kondisi ini diperparah oleh keberadaan zona perlambatan dan pertemuan angin di berbagai wilayah, seperti utara Aceh, Selat Malaka, Sumatra, Kalimantan, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, hingga Papua. Interaksi angin ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan secara signifikan.

BMKG memetakan prospek cuaca ekstrem dalam dua periode, yakni 30 September-2 Oktober. Cuaca didominasi berawan hingga hujan ringan. 

Namun, hujan sedang-lebat diperkirakan terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Sementara, hujan lebat-sangat lebat diprediksi terjadi di Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Bahaya Longsor 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta sebelumnya mendeteksi ada 10 wilayah berpotensi longsor. Adapun 10 wilayah ini tersebar di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.

Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa daerah di Provinsi DKI Jakarta berada di Zona Menengah. 

Pada Zona Menengah dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.

Sementara pada Zona tinggi, gerakan tanah lama dapat aktif kembali. Daerah rawan longsor yakni:

Jakarta Selatan

1. Kecamatan Cilandak
2. Kecamatan Jagakarsa
3. Kecamatan Kebayoran Baru
4. Kecamatan Kebayoran Lama
5. Kecamatan Mampang Prapatan
6. Kecamatan Pancoran
7. Kecamatan Pasar Minggu
8. Kecamatan Pesanggrahan

Jakarta Timur

9. Kecamatan Kramat Jati
10. Kecamatan Pasar Rebo

Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung sebelumnya sudah meminta kepada Lurah, Camat hingga Wali Kota untuk waspada. Mereka diminta untuk memperhatikan selokan air yang ada di wilayah.

Pada Selasa (1/10), Jakarta sudah dilanda hujan es. Hujan butiran es itu terjadi di Cikini Jakpus.