RN - Anggaran balita untuk gizi buruk atau stunting banyak dihamburkan. Pemerintah daerah dituding hanya menghamburkan dana.
Bahkan, ada sekitar Rp 141 triliun yang dihamburkan dan hanya menggelar acara seremonial. Padahal dana untuk pemberian gizi kepada balita.
Dan Presiden Prabowo Subianto sudah menyentil anggaran pengentasan stunting lebih banyak dipakai untuk seremoni dibandingkan asupan gizi.
BERITA TERKAIT :Prabowo menyampaikan hal itu saat membahas penggunaan anggaran yang tidak efektif. Menurutnya, pemerintah harus mulai berbenah dalam hal efektivitas anggaran.
"Beliau contohkan, masak untuk memberantas stunting, seremoni yang itu lebih besar daripada biaya makanan untuk warga yang membutuhkan?" kata Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto menirukan ucapan Prabowo usai Rapat Koordinasi Nasional Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tahun 2024 di SICC, Bogor, Kamis (7/11).
Prabowo ingin para kepala daerah berhemat. Dia melarang anggaran yang ada dihamburkan untuk kegiatan seremonial.
Dia mengingatkan anggaran negara didapat dari uang rakyat. Menurut Prabowo, uang itu sebaiknya dipergunakan untuk kepentingan rakyat.
"Presiden menyampaikan telah menerima banyak sekali laporan bahwa potensi negara kita yang luar biasa ini banyak hilang karena pemerintahan yang tidak efisien dan tidak efektif," ujar Bima.
Pada kesempatan itu, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh menyinggung anggaran pemerintah daerah yang mubazir. Dia berkata banyak program yang tidak jelas indikator pelaksanaannya.
"Jadi masih mencapai rata-rata 53 persen. Kalau total di seluruh Indonesia kemarin kami sampel itu kalau rupiahnya itu yang tidak efektif, tidak efisien itu melebihi Rp141 triliun," ujar Ateh.