RN - Direktur Utama PT Pembangunan Jaya Ancol Winarto mengkaui kalau omzet Ancol anjlok. Di hadapan Komisi C DPRD DKI Jakarta, Winarto berlasan.
Kata dia, pembangunan jalan tol, pengolahan air limbah dan pembangunan jalur MRT, juga berdampak pada wisatawan yang ingin ke Ancol.
Pernyataan Winarto ini tentu saja menulai pro kontra. Ancol dituduh kalangan DPRD tidak keratif dan inovatif. Ibarat pepatah, Ancol seperti buruk rupa cermin dibelah.
BERITA TERKAIT :"Kami pahami ini bagian dari dampak pembangunan dinamika yang kita harus sabar menunggu. Beruntung secara keuangan kita masih baik dan sehat. Kita masih untung, masih ada keuntungannya memang skalanya sedikit karena pengunjungnya berkurang," kata Winarto dalam keterangannya, Jumat (25/10/2024).
Pengamat kebijakan publik, Tamil Selvan menilai, Ancol yang terkesan menyalahkan pembangunan MRT dan lainnya ibarat pepatah buruk rupa cermin di belah. Kata dia, jika Ancol punya inovasi dan kretaif pastinya wisatawan tidak jenuh.
Menurut Tamil wisata Ancol saat ini sama dan tidak ada perubahan. "Jadi bikin orang bosan, jenuh dan ogah ke Ancol," bebernya, Sabtu (16/10).
Winarto kata dia, bukan tipe seorang pemimpin yang menyerah dan buang badan menyalahkan pembangunan yang sedang berjalan. "Benahi internal dong, fasilitas dipercantik dan harus ada suasana baru," bebernya.
Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Dimaz Raditya meminta PT. Pembangunan Jaya Ancol membuat strategi dan inovasi untuk menarik pengunjung. Sebab terjadi penurunan pengunjung hingga 10 persen di kawasan wisata Ancol pada 2024.
"Penurunan jumlah wisatawan hingga 10 persen di kawasan wisata Ancol pada 2024 menjadi perhatian khusus Komisi C DPRD DKI Jakarta," kata Dimaz dalam rapat DPRD DKI Jakarta, Jumat (25/10).
Pihaknya pun mengusulkan agar Pantai Ancol bisa diakses tanpa perlu mengeluarkan biaya. Ia berharap, di saat melemahnya perekonomian, Ancol dapat hadir memberikan hiburan kepada warga Jakarta dengan gratis mengakses pantai.
"Kami DPRD ingin Ancol kembali seperti dahulu. Mudah-mudahan ke depan orang masuk bebas saja. Sehingga Ancol yang kita cintai dan banggakan bisa hidup lagi," ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris Komisi C Suhud Alynudin juga mengimbau Ancol meningkatkan kualitas pelayanan. Maka dari itu, perlu dorongan alokasi anggaran agar wisatawan dapat berkunjung ke Ancol tanpa mengeluarkan biaya besar.
"Yang lebih pokok dan yang lebih penting perlu didorong agar masyarakat dengan ekonomi yang lemah bisa datang ke Ancol, makanya perlu adanya inovasi dan peningkatan layanan," kata Suhud.
Di sisi lain, Suhud meminta agar pihak Ancol dapat memberikan kemudahan melalui harga tarif biaya masuk yang lebih murah. Pasalnya ia menilai biaya masuk ke Ancol sebesar Rp 35 ribu terbilang mahal untuk warga Jakarta.