Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Hashim Warning Ciputra Dan Kontraktor Besar, Dilarang Bangun Rumah Di Desa

RN/NS | Jumat, 11 Oktober 2024
Hashim Warning Ciputra Dan Kontraktor Besar, Dilarang Bangun Rumah Di Desa
Hashim Djojohadikusumo.
-

RN - Hashim Djojohadikusumo mewarning kepada kontraktor besar agar tidak membangun rumah ke desa-desa. Sebab ada program Prabowo untuk membangun rumah.

Hashim juga mewarning Grup Ciputra agar tak ikut menggarap proyek rumah era Prabowo Subianto di desa-desa.

Presiden terpilih 2024-2029 itu punya program 3 juta rumah per tahun. Hashim merinci 2 juta rumah bakal dibangun di 75 ribu desa, sedangkan 1 juta lainnya berbentuk apartemen di perkotaan.

BERITA TERKAIT :
Awalnya Sumringah, Endingnya Warga di Penjaringan Jakut Kecewa Program CAP Malah Memble

"Pak Prabowo ingin yang 2 juta unit di desa itu dibangun kontraktor-kontraktor pengusaha kecil, UMKM, koperasi, BUMDes. Ini sudah affirmative action," tegasnya dalam Propertinomic Executive Dialogue di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Kamis (10/10).

Ia kemudian berpesan kepada Managing Director Grup Ciputra Budiarsa Sastrawinata yang hadir dalam acara itu. Ciputra merupakan pendiri kelompok pengusaha properti bernama Real Estate Indonesia (REI).

Ketua Satgas Perumahan Hashim menegaskan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka ingin merealisasikan sila kelima Pancasila. Terlebih, Indonesia sedang dilanda penurunan kelas menengah.

"Tujuan Prabowo-Gibran recreate dan memperbesar middle class. Sehingga maaf kalau keluarga Ciputra punya kontraktor, maaf ya, jangan masuk ke desa. Maaf," pesan Hashim.

"Prabowo dan saya pro-bisnis, tapi juga kita pro-pemerataan dan keadilan. Sila kelima yang kami merasa terabaikan, keadilan sosial. So, keluarga Ciputra tetap kaya, tapi kita ciptakan lebih banyak orang kaya," tegas adik Prabowo itu.

Ia menyoroti bagaimana middle class di Indonesia berkurang. Padahal, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa dijaga pada level 5 persen.