Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Zulhas Dorong Putrinya Jadi Gubernur Jakarta, Gaduh Kopi Starbucks Di Mekkah Untuk Dongkrak Nama Zita? 

RN/NS | Sabtu, 04 Mei 2024
Zulhas Dorong Putrinya Jadi Gubernur Jakarta, Gaduh Kopi Starbucks Di Mekkah Untuk Dongkrak Nama Zita? 
Zita Anjani saat pamer foto kopi di Mekkah.
-

RN - Entah setingan atau bukan tapi usai gaduh pamer Kopi Starbucks di Mekkah, Zita Anjani didorong menjadi calon gubernur Jakarta. Sang ayah, Zulkifli Hasan (Zulhas) menyebut nama Zita.

Zulhas yang juga Ketua Umum PAN mengaku akan mendorong kadernya sendiri sebagai kandidat di Pilkada 2024. Dia membeberkan sejumlah nama mulai dari Bima Arya, Eko Patrio, hingga Zita Anjani.

Untuk Pilkada di Jawa Barat, Zulhas menyebut akan ada mantan Walikota Bogor Bima Arya Sugiarto serta artis senior Desy Ratnasari.

BERITA TERKAIT :
PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Pengamat: Orang Lama Jangan Ikut Seleksi, DPRD Harus Audit Anggaran KPID Jakarta

"Pilkada Jabar (ada) Bima Arya, Desy Ratnasari, orang-orang hebat kan, iya keren-keren orang PAN mah," ucap Zulhas ditemui di tempat makan Mie Gacoan, Sunter, Jakarta Utara, Sabtu (4/5).

"(Di) Jakarta ada Zita Anjani, ada Eko Patrio, ada Pasha, tuh ada. Hebat kan. Keren," katanya.

Diketahui, Zita adalah putri dari Zulhas. Saat ini dia menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta. "Iya tapi kan nanti tergantung pasangan. Kan koalisi kan," tegas Zulhas.

Seperti diberitakan, Zita Anjani diprotes ummat muslim karena mengunggah foto cup Starbucks yang menutupi Ka'bah. Setelah ramai dan viral, Zita membantah kalau dia mendukung produk pro Israel yang lagi diboikot mulim Indonesia.

"Saya berniat memancing obrolan. Kok bisa brand itu masih dijual bebas di sana? itu salah satu yang saya harapkan," ujar Zita dalam unggahan di akun Instagramnya, dikutip Sabtu (27/4/2024).

Namun begitu, Zita menilai netizen salah tangkap dan langsung memberikan hujatan karena melihat yang menyampaikan pesan tersebut merupakan politisi.

"Netizen justru terfokus pada siapa pembawa pesannya, bukan isi pesannya," paparnya.