Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
BPNT Kemensos Tak Layak Konsumsi

Warga Bekasi Kesal Beli Beras isi Kutu dan Bau

Adji | Jumat, 25 Januari 2019
Warga Bekasi Kesal Beli Beras isi Kutu dan Bau
Beras yang dibeli warga dari bantuan Kemensos ternyata tak laik konsumsi
-

RADAR NONSTOP - Warga Desa Bantar Jaya, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi dibuat kaget lantaran kualitas beras yang didapat melalui program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Kementerian Sosial, ternyata beras yang buruk, berbau dan banyak kutu.

Bahkan, warga menganggap beras itu tidak laik konsumsi karena banyak butiran beras yang pecah. Akibatnya, satu karung beras seberat 10 kilogram dikembalikan ke Kantor Desa Bantar Jaya, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi.

Kepala Desa Bantar Jaya, Abu Jihad Ubaidilah, kemudian memanggil koordinator dan pendamping program itu untuk menjelaskan kualitas beras yang diterima masyarakat dengan disaksikan polisi.

BERITA TERKAIT :
Wow, Risma Curhat Anak Buahnya Di Kemensos Gak Nurut 
Ngeri, Sri Mulyani Tuding Bansos Jadi Alat Politisasi

Marlina warga RT 003/07, Dusun II mengatakan, beras yang di dapatnya banyak ulat dan kutu. 

“Gak bagus ini, pera, enggak enak. Gak layak konsumsi,” ucapnya sambil menjelaskan beras yang dia terima kemarin Kamis (24/01/2019).

“Sebenarnya banyak ibu-ibu bawa beras ke saya. Cuman saya bawa cuma satu ini, perwakilan. Semua sama kaya gini. Tidak layak, tidak sesuai (nilai bantuan). Rp110 rebu masa kaya gini. Desa lain bagus,” sambungnya.

Menurut Marlina, beras yang didapat warga desa di lain jauh lebih baik dibandingkan yang ia terima. Beberapa tetangga yang telanjur memasak beras itu bahkan tak menyentuhnya sama sekali.

“Harapan kita dapat beras yang lebih baik. Masa dapet yang kaya gini. Disamain sama bebek kita. Mending dapet uang tunai kita beli sendiri,” tegasnya

Kepala Desa Bantar Jaya mengaku akan meneruskan keluhan masyarakat dan berkomunikasi pada koordinator program BPNT.

“Kita juga enggak pernah dilibatkan. Pemerintah desa gak tahu terkait masalah ini. Mereka udah kerja sama ke beberapa warung dan rekanan. Dinsos hanya minta data saja ke kita. Harapan kita ke depannya lebih baik," tegasnya