RADAR NONSTOP - Kader PBB (Partai Bulan Bintang) korban pengeroyokan resmi laporkan ajudan (loyalis) Yusril Ihza Mahendra ke Polres Jakarta Selatan.
Ali Wardi, kader PBB pendukung Prabowo - Sandiaga Uno sesuai hasil Ijtima Ulama dikeroyok lantaran beda dukungan di Pilpres 2019. Seperti dikabarkan, Yusril Ihza Mahendra merapat ke Jokowi - Ma’ruf Amin.
Ali Wardi melaporkan Yosep Ferdinan alias Sinyo, yang merupakan ajudan Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra. Laporan Ali bernomor LP/173/K/I/2019/Restro Jaksel, di mana Sinyo diduga melanggar Pasal 170 KUHP tentang pengeroyokan.Sinyo diduga jadi tokoh utama yang memukul Ali.
BERITA TERKAIT :Dalam membuat laporan, Ali yang masih mengenakan gips di bagian lehernya itu membawa bukti hasil visum dari Rumah Sakit Pusat Pertamina.
Ali menjelaskan pengeroyokan itu terjadi ketika ia tengah berjalan menuju mushola untuk melaksanakan salat isya di sela-sela rapat pleno DPP PBB. Saat berjalan di lorong menuju halaman, tiba-tiba ada seseorang yang bertanya, apakah benar dia Ali Wardi?
Belum sempat menjawab, dia langsung dapat bogem mentah. Tak lama kemudian, menurut Ali, ada sekitar 30 orang yang langsung memukulinya.
"Saya mendapat lebam di seluruh tubuh kemudian trauma di leher bengkak dan lebam di sebelah kiri, kanan. Semua sudah ada bukti visumnya," kata dia di Markas Polres Metro Jakarta Selatan, Senin (21/1/2019).
Selain Ali, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PBB Bidang Hukum dan HAM, Ismar Syafrudin dan kader lain yang juga anggota Komando Barisan Rakyat (Kobar) bernama Ridwan Umar juga sempat kena pukul pelaku pengeroyokan saat ingin menolong. Keduanya adalah saksi Ali dalam membuat laporan.
Ali sendiri mengaku sebelum kejadian dia kerap dapat ancaman dari media sosial hingga sambungan telepon dan lainnya. Ancaman yang ia dapat beragam, namun yang paling diingat adalah ancaman mengajaknya berduel.
Sementara itu, kuasa hukum Ali, Novel Bakmumin, menambahkan pihaknya sangat menyayangkan pengeroyokan yang terjadi saat berlangsungnya rapat pleno DPP PBB itu. Diduga pengeroyokan dilakukan oleh loyalis Yusril yang juga hadir dalam rapat tersebut.
Rapat pleno sendiri diketahui beragenda pembahasan soal belum ditemukannya titik temu untuk mendukung siapa di Pemilihan Presiden 2019. Apalah pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 atau 02.
"Beliau sampai tidak sadarkan diri, ini sangat memprihatinkan dan kami meminta polisi untuk mengungkap pelakunya satu persatu," tandas Novel