Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co
Anak Pepen Main Film

Tak Laku Dipasaran, Honorer Dipaksa Nonton dan ‘Dipalak’ Rp 50.000

RN/CR | Kamis, 17 Januari 2019
Tak Laku Dipasaran, Honorer Dipaksa  Nonton dan ‘Dipalak’ Rp 50.000
Bunga Jasmine Azalea -Net
-

RADAR NONSTOP - Gara - gara anak Walikota Bekasi ngebet jadi artis, honorer dapat tulahnya. Soalnya, film yang dibintangi anak walikota dan wakilnya itu tak laku, makanya para honorer ‘dipaksa’ nonton dan rogoh kocek Rp 50.000.

Uniknya lagi, seolah - olah tak punya rasa malu karena akting anaknya tidak laku dan nggak ada yang sudi menontonnya. Walikota langsung turun tangan ‘memaksa’ para honorer pakai instruksi langsung.

Kontan saja, tindakan Walikota Bekasi ini menuai protes keras dari para honorer. Mereka kompak protes setelah Wali Kotanya memberi instruksi buat menonton film ‘Terima Kasih Cinta’ dan membayar uang sebesar Rp 50 ribu.

BERITA TERKAIT :
Walikota Jakbar Kang Uus: Guru Adalah Motorik Lahirnya Generasi Penerus Bangsa Yang Cerdas
Minta Dikeruk Kali Semongol Langsung Direspon, Kang Uus Diacungkan Jempol Warga Tegal Alur 

Pantauan Digital RADAR NONSTOP, selain anak Walikota dan Wakilnya sebagai pemeran dalam film tersebut, dikabarkan produsernya juga isteri dari Wakil Walikota, Wiwiek Hargono.

Film berjudul ‘Terima Kasih Cinta’ itu, konon katanya akan tayang perdana 17 Januari besok ini diadaptasi dari novel ‘728 Hari’ dan bercerita tentang penderita penyakit lupus. 

Belum beneran tayang, tapi film ini sudah bisa membuat geger lingkungan Pemkot Bekasi. Ribuan pegawai honorernya kompak mengeluh setelah muncul instruksi dari atasan buat menonton film ini dengan membayar uang partisipasi sebesar Rp50 ribu. 

Padahal, sebelumnya ramai diberitakan kalau para honorer Pemkot Bekasi belum terima gaji sejak Desember 2018 kemarin.

Tidak hanya pekerja honorernya aja, bahkan yang sudah diangkat PNS dan Pejabat Eselon IV hingga II juga diminta menonton dan membayar sejumlah uang, malah nilainya lebih tinggi. Kalau PNS Rp100 ribu, kalau pejabatnya Rp200 ribu.

Saat dimintai keterangan, sejumlah pegawai kompak mengaku kalau tidak punya uang buat menonton. Tapi kalau memang diwajibkan, ada yang sampai rela pinjam uang.

Sejumlah pegawai honorer mengaku tidak mampu jika diwajibkan membayar sebesar Rp50 ribu untuk menonton film itu. Seorang pekerja bernama BC, terang-terangan mengaku tidak akan ikut berpartisipasi karena tidak ada uang.

Pegawai lain IP juga mengatakan kalau uang 50 ribu lebih baik dipakai membeli susu formula untuk anaknya dibanding menonton film. Lain halnya dengan pendapat pegawai bernama WH, meskipun tidak punya uang, ia rela meminjam uang teman kalau memang instruksi itu sifatnya wajib.

Belakangan diketahui kalau film itu diperankan oleh anak Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi. Produsernya juga digawangi istri Wakil Wali Kota sendiri.

Film bergenre drama ini diperankan sama Bunga Jasmine Azalea yang merupakan anak dari Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi. Tidak hanya Bunga, A.Z Bintang Kamil, anak Wakil Wali Kota Tri Adhianto Tjahyono juga ikut mendapat peran dalam film tersebut.

Mereka beradu akting dengan sejumlah aktor dan aktris papan atas seperti Putri Marino, Cut Mini, Gary Iskak, dan lain-lain.

Selain itu, film ini kabarnya juga merupakan cara pemerintah Bekasi mem-branding pariwisata di sana. Soalnya pengambilan gambarnya memang dilakukan di beberapa lokasi di Kota Bekasi. 

Wali Kota Bekasi sendiri tidak menyangkal adanya intruksi menonton film ini. Namun Pepen ngeles, kalau intruksi itu sifatnya wajib. Para pegawai juga tidak akan dikenai sanksi kalau memang urung ikut nobar.

Lucu dan menggelikan, namun praktik semacam ini bukanlah hal baru dan kerap ditemui ditengah - tengah masyarakat. Apalagi jika yang punya produk masih kerabat para pejabat. 

Apakah ada pelanggaran dalam kasus ini, biarkan saja KPK atau lembaga hukum lainnya yang menilai dan mengambil tindakan atas ‘kebijakan intruksi’ Pepen tersebut. Atau malah jangan - jangan film itu dibiayai oleh APBD Pemkot Bekasi?