RN - Gerakan boikot produk Israel meluas. Di luar negeri, produk zionis Yahudi itu sudah mulai diboikot.
Gimana dengan Indonesia? Wakil Presiden KH Maruf Amin merespons adanya seruan boikot produk-produk Israel sebagai upaya menghentikan serangan militer ke rakyat sipil Palestina.
Kiai Ma'ruf tidak mempermasalahkan aksi seruan, tetapi juga masih memantau efektivitas dari boikot tersebut. Termasuk apakah boikot tersebut berdampak terhadap gencatan senjata yang diharapkan Indonesia bersama negara-negara lain di dunia.
BERITA TERKAIT :"Saya kira itu kita lihat saja nanti itu (seruan boikot produk Israel) kan memang ada berbagai suara ya, ya kita lihat apakah itu efektif atau bagaimana nanti itu akan dibicarakan," kata Kiai Ma'ruf dalam keterangannya, Selasa (31/10/2023).
Kiai Ma'ruf mengatakan, upaya pasti Pemerintah Indonesia saat ini adalah terus menyuarakan di forum resmi seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan mengajak negara-negara mendesak Israel berhenti melakukan serangan ke Palestina.
Meski demikian, ia juga tidak membantah jika seruan boikot produk Israel tersebut semakin meluas diantara masyarakat di berbagai negara.
"Sampai sekarang kalau yang dibicarakan di PBB itu menghentikan itu ya, jadi itu kalau yang boikot itu masih disuarakan oleh berbagai pihak masyarakat di berbagai negara," ujarnya.
Ia menambahkan, selain gigih mendorong negara-negara di dunia mendesak Israel menghentikan agresi militer ke Palestina, Pemerintah juga terus mengirimkan bantuan kepada rakyat Palestina. Termasuk mendesak bantuan kemanusiaan dari berbagai negara bisa masuk ke Palestina.
Sebab, bombardir Israel ke rakyat Palestina selama kurun waktu tiga minggu terakhir telah menyebabkan ribuan warga meninggal dan lainnya menderita.
"Jadi kita juga menyerukan supaya bantuan-bantuan yang datang dari luar negeri itu jangan tertahan ya di di Raffah di sana ya, sebab kalau tidak ini mereka yang terluka tidak ada obat, kemudian yang juga kemudian tidak ada makanan mereka akan mati. Jadi, korbannya akan semakin banyak itu," ujar Wapres.
"Kita pemerintah mendesak dan seluruh dunia mendesak supaya penjagaan itu dibuka untuk masuknya bantuan-bantuan dari berbagai negara," katanya.
Gaza Neraka
Duta Besar Palestina untuk PBB Riyad Mansour menyebut kalau Gaza adalah neraka dunia. Dia menyoroti memburuknya situasi kemanusiaan di Jalur Gaza setelah digempur Israel selama tiga pekan terakhir.
Dia menekankan, saat ini lebih dari 2 juta penduduk Gaza tidak hanya dikepung, tapi menjadi mangsa pengeboman.
“Gaza sekarang adalah negara dunia,” ujar Mansour ketika berbicara di sesi darurat Dewan Keamanan PBB membahas situasi di Palestina, Senin (30/10/2023), dikutip laman Anadolu Agency.
Dia menyampaikan, sejak Israel mulai melancarkan serangan ke Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 lalu, lebih dari 8.000 warga Gaza terbunuh. Lebih dari 3.000 korban jiwa berada di wilayah selatan.
Padahal Israel memerintahkan penduduk Gaza mengungsi ke selatan jika enggan terdampak serangan. “Angka mengejutkan ini terus meningkat setiap menitnya karena tindakan yang tertunda untuk menghentikan serangan gencar terhadap rakyat kami,” ujar Mansour.
Mansour mengungkapkan, saat ini separuh rumah hunian yang berada di Gaza telah rusak atau hancur akibat serangan Israel. Lebih dari 1,4 juta orang terpaksa mengungsi. Dia mengatakan, karena tak memiliki tempat tinggal, warga Gaza terpaksa tidur di mobil dan di jalanan.
Meski sudah dalam kondisi terkatung-katung dan tak berdaya, warga Gaza tak serta merta lepas dari bahaya. Menurut Mansour, tak ada tempat aman bagi penduduk di Gaza saat ini.
“(Mereka) masih dibunuh ke manapun mereka pergi,” ujarnya.
Mansour mendesak Dewan Keamanan PBB segera bertindak. Sebab warga Gaza menghadapi kematian setiap hari dan setiap malam. “Selamatkan mereka. Anggaplah mereka sebagai manusia,” katanya.
Israel masih terus melancarkan serangannya ke Jalur Gaza. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, hingga Senin lalu, jumlah warga Gaza terbunuh akibat agresi Israel yang dimulai sejak 7 Oktober 2023 lalu telah mencapai sedikitnya 8.260 jiwa. Sementara korban luka melebihi 21 ribu orang.