Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Polusi Udara Jakarta Terburuk Di Dunia, Jokowi Bilang Pindah Ke IKN

RN/NS | Selasa, 08 Agustus 2023
Polusi Udara Jakarta Terburuk Di Dunia, Jokowi Bilang Pindah Ke IKN
Ilustrasi polusi udara DKI.
-

RN - Polusi udara di DKI Jakarta masih menjadi yang terburuk di dunia. Dampak udara buruk ini menyebabkan terjadinya berbagai penyakit. 

Beberapa ahli kedokteran, dampak dari udara buruk adalah lemahnya daya seks buat warga. Polusi udara juga berdampak pada stroke, hipertensi, jantung dan paru-paru hingga kanker.

Data IQAir menyebutkan, Jakarta telah beberapa kali menduduki peringkat pertama sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia berdasarkan data IQAir. 

BERITA TERKAIT :
Duit Bansos DKI Rp 802 Miliar, Jangan Sampai Yang Kaya Dapat Bantuan
Jakarta Masih Ibu Kota, IKN Masih Berantakan?

Pegiat lingkungan dan warga khawatir kondisi udara di Jakarta akan secara perlahan semakin parah. Senin (7/8), warganet mengeluhkan parahnya polusi udara di DKI Jakarta dan sekitarnya hari ini di media sosial.

Menurut data kesehatan yang dipublikasikan di New Scientist, paparan tingkat polusi yang tinggi juga dapat menurunkan kesuburan. Paparan udara buruk dengan kandungan partikel dan gas nitrogen dioksida yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar dapat menurunkan cadangan ovarium pada perempuan seperti mandul dan daya seks menurun. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan polusi udara sudah bertahun-tahun di alami Ibu Kota Indonesia itu.

"Ya polusi itu, tidak hanya hari ini, sudah bertahun tahun kita alami di Ibu kota DKI Jakarta. Ini bertahun-tahun kita alami," kata Jokowi di Indonesia Arena, kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Senin (7/8/2023).

Jokowi mengatakan salah satu mengurangi polusi udara adalah dengan mengurangi beban Jakarta. Pengurangan itu dilakukan dengan memindahkan ibu kota ke Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Dan salah satu solusinya adalah mengurangi beban Jakarta sehingga sebagian nanti digeser ke Ibu Kota Nusantara," ujarnya.

Solusi lain adalah memperbanyak moda transportasi massal. Selain itu, kata Jokowi, pemakaian mobil listrik bisa mengurangi polusi udara.

"Tapi juga moda transportasi massal itu harus, MRT itu harus segera selesai di semua rute, LRT untuk semua rute selesai, kereta cepat itu moda-moda transportasi yang mengurangi, akan mengurangi polusi. Termasuk nantinya pemakaian mobil listrik, kenapa kita berikan dorongan, karena itu," tutur Jokowi.

Sebagai informasi, di media sosial warganet mengeluhkan parahnya polusi udara di DKI Jakarta hari ini. Mereka menyebutkan polusi udara hari ini membuat sesak napas dan tidak sehat.

Hasil kajian dari WHO menyebutkan, polusi udara yang tinggi bisa mengganggu staina tubuh. Dan ini bisa menyebabkan daya seks seseorang bisa menurun. 

Data kesehatan yang sama mengungkapkan terjadi penurunan hormon AMH (Anti Mullerian Hormon) yang merupakan hormon yang mengatur peningkatan jumlah folikel ovarium, pada perempuan yang terpapar polutan. 

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Joan Casey, peneliti kesehatan publik dari University of California di Berkeley. Bagaimana adanya kemungkinan antara kualitas udara yang buruk dan penurunan kesuburan.

Buang Badan

Pemprov DKI Jakarta memiliki indikator tersendiri dalam menilai kualitas udara di wilayahnya. Sistem perhitungan yang mengacu pada indeks yang diatur dalam Peraturan Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup menunjukkan bahwa kualitas udara Ibu Kota dalam kategori sedang.

"Kalau kategori sedang itu masih relatif baik untuk manusia maupun untuk mahluk hidup lain kategori aman," ujar Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DKI Jakarta Erni Pelita Fitratunnisa Senin, (10/7/2023).

Erni mengatakan, katagori sedang didapati dari hasil pengukuran kualitas udara SPKUD di lima wilayah kota administrasi DKI Jakarta. Menurutnya, perolehan hasil penilaian itu berbeda dengan angka yang ditunjukkan oleh IQ Air Visual di hari yang sama.

"Perbedaan acuan, perbedaan di dalam alat. Jadi alat yang digunakan SPKU Jakarta itu berstandar International dan juga menggunakan metoder reference. Sementara, IQ Air menggunakan lotco sensor, yang kami juga belum menggunakan LCS tapi baru mencoba. Dan ini ada 14 titik LCS di DKI Jakarta itu kerja sama fighter strategis," ujarnya.

Sementara itu,aktivis WALHI Abdul Gofar mengungkapkan bahwa seharusnya Pemerintah Provinsi DKI tidak perlu lagi mendebatkan metode serta kualitas alat yang digunakan untuk menghitung kualitas udara. Namun, iamengungkapkan bahwa yang perlu dipikirkan adalah mengurangi sumber-sumber polusi yang ada.

"Kalau mau serius atasi masalah polusi udara di Jakarta, berhenti memperdebatkan kredibilitas sumber kualitas pengukuran udara. Tingkatkan sarana dan prasarana pengukuran fasilitas pengukuran udara Jakarta. Berikutnya, ambil langkah komprehensif. Jadi tidak berdebat kusir dari mana sumber itu berasal, tetapi berdebat secara serius bagaimana mengatasi polusi itu dari sumber-sumber yang ada di Jakarta dan sekitarnya," tuturnya.

Jakarta memang terus berbenah untuk menangani masalah polusi. Mereka juga memahami bahwa sumbernya tidak hanya dari dalam wilayah ibu kota saja, melainkan dari daerah-daerah penyangga. Untuk itu, Gofar mendorong Pemprov untuk segera mengambil langkah strategis Bersama pemerintah pusat agar masalah ini dapat diselesaikan bersama-sama.

"Polusi ini lintas batas tidak mengenal teritory. Tidak tepat kalau hanya melihat polusi udara itu dari lalu lintas mobilitas orang Jakarta saja, kemudian menihilkan sumber pencemar dari wilayah lain terutama dari kawasan industri dan pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil," ucapnya. 

"Artinya ada dua faktor dominan yang menyebabkan polusi, dari kendaraan bermotor dan juga pabrik sekitar wilayah DKI Jakarta," ujarnya.

Direktur Eksekutif KPBB Ahmad Safrudin melanjutkan upaya pengendalian pencemaran udara dengan uji emisi hanya bersifat sermonial belaka. Sebab, tidak pernah ada sanksi tegas dari pemerintah bagi para pelanggar uji emisi.

"Itu proyek seremonial," ujar pria yang akrab disapa Puput.

Puput menungkap, ada 6 parameter pencemaran udara di Ibukota DKI Jakarta. Faktor penyumbang terbesar dari kendaraan bermotor dan industri. Sementara sisanya berasal dari asap pembakaran sampah, aktivitas rumah tangga serta proyek konstruksi.

Ia mengatakan, keenam sumber ini akan mempengaruhi kesehatan bagi para warga yang menghirupnya. Artinya, perlu ada tindakan tambahan guna mengurangi efek dari sumber-sumber polusi selain kendaraan.

Mengkritik pemerintah, Gofar mengatakan bahwa pihak terkait harus terbuka dengan data pencemaran udara. Ia t=menghargai tindakan pemerintah selama ini. Namun, ada catatan yang perlu ia katakan. Grand design yang jelas, menurut Gofar perlu segera dibuat agar setiap tindakan yang dilakukan memiliki Haluan yang jelas.

"Kita harus jujur dengan data. Ada kontribusi dari kendaraan bermotor, tapi juga ada kontribusi dari sumber lain. Kami pikir, kebijakan pemerintah untuk mengurangi pencemaran udara dari kendaraan bermotor itu penting. Tapi kami berharap ada upaya lain yang lebih komprehensif," katanya.