RN - Majunya Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sebagai capres adalah bukti kalau pengkaderan organisasi kemasiswaan berjalan efektif. Keduanya ditempa dari organisasi ekstra kampus.
Anies dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Ganjar berasal dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Semasa mahasiswa, Anies adalah Ketua Komisariat HMI Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Dia juga anggota Presidium Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) 2012-2017. Sementara Ganjar adalah pegiat GMNI di Fakultas Hukum UGM.
BERITA TERKAIT :Dia gigih membela Megawati Sukarnoputri saat bersengketa melawan Soerjadi dalam konflik Partai Demokrasi Indonesia pada 1996.
Anies dan Ganjar adalah aktivis mahasiswa yang berhasil menjadi simbol gerakan mahasiswa. Disaat organisasi ekstra kampus lesu, munculnya Anies dan Ganjar bisa menjadi pemicu gerakan organisasi kemasiswaan.
Tak bisa dipungkiri, Anies besar dalam lingkungan HMI dan Ganjar di GMNI. HMI dan GMNI dikenal sebagai organisasi kader yang secara berjenjang menempa ilmu politik secara teori dan praktek.
HMI dan GMNI juga tersebar diseluruh kampus yang ada di Indonesia. HMI dan GMNI didesain sebagai organisasi kader yang disiapkan bukan hanya hidup semusim masa jabatan presiden, tetapi sepanjang masa.
Dalam kelompok Cipayung, mereka bisa bersatu padu sebagai kekuatan kritis pemerintah tanpa terkooptasi dengan kelompok kepentingan manapun.
Opini yang menyebut Anies dan Ganjar adalah representasi pertarungan capres HMI melawan capres GMNI tidak benar 100 persen. Karena belum tentu, kader HMI mendukung penuh Anies.
Begitu juga Ganjar. Tidak semua kader GMNI sepakat dan mendukung Ganjar.
Bisa saja di kelompok Anies ada alumni GMNI dan juga di kelompok Ganjar ada alumni HMI. Jadi sangat tak relevan membawa simbol HMI dan GMNI dalam Pilpres 2024.
Diketahui, HMI dan GMNI merupakan aset bangsa yang harus dijaga dan dipelihara. Independensi organisasi ini merupakan modal intelektual dan sosial untuk hidup dalam rezim apapun. Rugi bila dua organisasi kemahasiswaan ini terlibat dalam aksi dukung mendukung capres.
Apalagi Anies dan Ganjar sama-sama merupakan alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) dan tergabung dalam Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama). Kedua orang ini memiliki kedekatan dengan Kagama sebagai organisasi alumni UGM yang besar dan berpengaruh.
Apa itu Kagama? Dikutip dari laman resmi Kagama www.ugm.ac.id, Kagama merupakan organisasi yang berisikan alumni dari Universitas Gadjah Mada. Organisasi persatuan alumni ini mulai digagas pada tahun 1956 oleh para alumni generasi pertama Universitas Gadjah Mada.
Tujuannya agar alumni tetap bisa memberikan kontribusi mencari jalan keluar atas permasalahan bangsa yang pada saat itu menimpa Bangsa Indonesia dalam berbagai sektor.
Setelah melalui berbagai pertemuan-pertemuan yang melibatkan alumni dari berbagai fakultas dalam peringatan Dies Natalis UGM tahun 1958 Ir. Suwarno dengan dorongan Panitia Dies Natalis Dewan Mahasiswa UGM.
Kagama didirikan dengan visi misi yang tidak bisa dipisahkan dengan Visi dan Misi Universitas Gadjah Mada. Yakni menjadi organisasi para cerdik pandai berbasis alumni perguruan tinggi yang dikelola dengan standar organisasi modern yang inovatif dan unggul, serta senantiasa mengabdi pada kepentingan bangsa dan kemanusiaan dijiwai nilai-nilai budaya bangsa berdasarkan Pancasila.