Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Anas Dikenal Sebagai Aktivis Petarung 

RN/NS | Rabu, 12 April 2023
Anas Dikenal Sebagai Aktivis Petarung 
-

RN - Anas Urbaningrum dikenal sebagai petarung. Dia besar dalam dunia organisasi sejak masa kuliah. 

Nama Anas mulai mencuat saat dia bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) lewat Universitas Airlangga. Suami Athiyyah Laila ini akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum Pengurus Besar HMI pada kongres yang diadakan di Yogyakarta tahun 1997.

Dalam perannya sebagai ketua organisasi mahasiswa terbesar itulah Anas berada di tengah pusaran perubahan politik pada Reformasi 1998. Anas terlibat aktif dalam upaya reformasi menjatuhkan Soeharto lewat Kelompok Cipayung.

BERITA TERKAIT :
Pilkada DKI, KAHMI Jaya Dorong Tokoh Betawi Ikut Bertarung 
Tebarkan Empati Perkuat Silaturahmi, Wilimas Panen Ajak Yatim Piatu, Dhuafa dan Warga Bukber

Pada era itu pula ia menjadi anggota Tim Revisi Undang-Undang Politik, atau Tim Tujuh, yang menjadi salah satu tuntutan Reformasi. Pada pemilihan umum demokratis pertama tahun 1999, Anas menjadi anggota Tim Seleksi Partai Politik, atau Tim Sebelas, yang bertugas memverifikasi kelayakan partai politik untuk ikut dalam pemilu. 

Selanjutnya ia menjadi anggota Komisi Pemilihan Umum periode 2001-2005 yang mengawal pelaksanaan pemilu 2004. Setelah mengundurkan diri dari KPU, Anas bergabung dengan Partai Demokrat sejak 2005 sebagai Ketua Bidang Politik dan Otonomi Daerah.

Pada 22 Februari 2013, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Anas sebagai tersangka atas atas dugaan gratifikasi dalam proyek Hambalang. Keesokan harinya, pada 23 Februari 2013, Anas menyatakan berhenti dari jabatannya sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat dalam sebuah pidato yang disampaikan di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta.

"Anas itu dalam berteman tulus. Dalam organisasi menciptakan kader bukan cuma sekedar kolega. Jadi emosional dengan aktivis terus terjaga," tegas seorang pria yang ikut menyambut kebebasan Anas di Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat. 

Anas kata dia, tipe aktivis petarung. Gerakannya cepat dan konsisten. "Anas itu bukan tipe pendendam tapi dia bakal bertarung jika ada temannya tersakiti. Anas juga siap susah jika ada teman susah," ungkapnya. 

Anggota DPR yang juga politikus Partai NasDem Saan Mustopa dan Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN), I Gede Pasek Suardika adalah deretan kecil kolega Anas. Saan dan Gede Pasek ikut menyambut kebebasan Anas. 

"Anas menciptakan politik itu perjuangan. Kami dikader dan ditempa, jadi emosional kami bukan sudah terbangun lama dan bukan emosional kekuasaan. Kita menunggu komando saja kalau memang harus turun lagi ke arena ya pastinya turun," terangnya. 

Orasi Demokrasi

Di atas panggung depan Lapas Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat, Anas berorasi. Kolega dan para loyalisnya yang menyambut Anas serius mendengarkan.  

"Kepada para aktivis, dalam tradisinya, pertandingan dan kompetisi itu hal yang biasa. Tetapi buat saya pertandingan dalam konteks demokrasi itu adalah pertandingan yang jujur terbuka dan objektif," kata Anas.

Dia menyampaikan bahwa aktivis tidak mungkin dipisahkan dari komitmen untuk Indonesia yang lebih baik.

Demi mencapai itu semua, dalam konteks demokrasi, Anas mengatakan kompetisi harus dilakukan secara jujur dan terbuka.

"Dan objektif, tidak boleh menggunakan pihak lain," ucap Anas.

Dia juga menegaskan tidak pernah ada iktikad untuk bermusuhan. Anas membantah jika ada yang menganggapnya suka bermusuhan.

"Saya tidak ada kamus pertentangan, permusuhan. Kamus saya adalah perjuangan keadilan. Andai dalam perjuangan dan keadilan itu ada yang merasa bermusuhan saya mohon maaf karena itu adalah konsekuensi penegakan keadilan," kata dia.

Anas lalu menutup pidato di depan simpatisannya dengan teriakan merdeka.

"Saya ingin mengutip semangat 45. Merdeka! Merdeka! Allahuakbar! Allahuakbar! Hidup kalapas!" pekik Anas.