Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Startup Banyak Yang Limbung, Belum Resesi Tapi Gelombang PHK Sudah Terjadi

RN/NS | Kamis, 24 November 2022
Startup Banyak Yang Limbung, Belum Resesi Tapi Gelombang PHK Sudah Terjadi
Ilustrasi
-

RN - Pemutusan hubungan kerja (PHK) sudah terjadi. Padahal resesi baru diprediksi sampai ke Indonesia sekitar tahun 2023.

Yang pertama kena dampak adalah sejumlah perusahaan perintis atau startup. Perusahaan digital ini sudah banyak melakukan PHK.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengakui gelombang PHK massal yang terjadi beberapa waktu terakhir ini dipicu resesi global.

BERITA TERKAIT :
HUB.ID Berhasil Ciptakan Kolaborasi Pertumbuhan Bisnis Startup di Indonesia
JD.ID & Banyak Perusahaan Oleng, Start-up Harus Punya Tips Kinclong Agar Tetap Eksis

"Ini sudah mulai terjadi PHK dari beberapa termasuk perusahaan startup, pemerintah secara umum sebenarnya sudah menyiapkan berbagai berbagai program antisipasi itu," ujar Ma'ruf dalam keterangan persnya di sela kunjungan kerjanya ke Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu (23/11/2022).

Pertama, kata Ma'ruf, pemerintah menyiapkan banyak program padat karya untuk menampung tenaga kerja. Program padat karya itu akan dibagi berdasarkan sektor kebutuhannya.

"Program-program besar itu dibagi kecil-kecil di daerah sehingga mereka masyarakat bisa bekerja, kemudian produk-produk UMKM juga bisa, bisa ikut partisipasi misalnya bata yang dibuat oleh masyarakat, genteng oleh masyarakat. Sehingga padat karya ini termasuk jalan dan bangunan itu bisa menampung banyak walaupun tidak digunakan cara-cara yang teknologi tapi lebih padat karya," ujarnya.

Selain itu, Pemerintah juga mendorong program pendidikan vokasi untuk mencetak para wirausaha maupun memberikan keterampilan vokasi kepada lulusannya. Sehingga masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan bisa membuka usaha mandiri dengan bekal keterampilannya tersebut.

"Pendidikan vokasi yang mengarah pada kewirausahaan. Kemudian juga sekarang membuka lahan masyarakat perhutanan sosial supaya masyarakat bisa memiliki akses pada lahan sehingga mereka bisa yang tidak punya pekerjaan (bisa mandiri)," katanya.

Di samping itu, Ma'ruf menyebut pemerintah juga sedang berusaha mendatangkan investor-investor baru di Indonesia untuk menyerap tenaga kerja. "Investor-investor itu kita hadirkan kemudian juga yang bisa menyerap tenaga kerja yang banyak," ujarnya.

Diketahui, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) oleh perusahaan rintisan atau startup diperkirakan masih akan berlanjut hingga 2023. Ekonomi global yang penuh ketidakpastian disebut menjadi penyebab perusahaan harus memangkas jumlah karyawan.

"Gelombang PHK ini akan terus berlangsung hingga 2023," kata Ekonom Pusat Inovasi dan Ekonomi Digital Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Izzudin Al Farras Adha, Rabu (23/11).

Kondisi perekonomian global yang sedang menurun berdampak pada kondisi keuangan perusahaan modal ventura selaku investor. Para investor memerlukan pengembalian dana investasi yang telah mereka berikan kepada startup untuk bisa bertahan di tengah resesi global.

Namun, akibat komponen biaya startup yang telanjur besar karena ekspansi besar-besaran selama masa pandemi, startup jadi tidak bisa menutup biaya tersebut. Di sisi lain, startup tidak bisa memberikan profit. Implikasinya, startup melakukan efisiensi melalui PHK.

Menurut Farras, startup yang selama ini mendapatkan pendanaan dari modal ventura serta melakukan ekspansi besar-besaran selama masa pandemi kemungkinan akan ikut dalam gelombang PHK tahun depan.