RN - Para penghuni Apartemen Mutiara di Jalan A Yani, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, mengeluhkan aktivitas kaum remaja yang berseliweran tengah malam.
Diduga remaja berseliweran itu menyewa kamar per jam, bahkan harian bersama pasangannya.
Salah seorang penghuni apartemen, Mawar -bukan nama sebenarnya, menuturkan selama beberapa tahun belakangan ini sudah merasa tidak senyaman seperti sebelum-sebelumnya.
BERITA TERKAIT :"Seperti di lift belum lama ini. Ada anak ABG yang berbusana minim. Saya sebagai warga dan penghuni tetap Apartemen Mutiara merasa risih dengan itu. Kami ingin tegur tapi takut salah. Kami selalu gesekan dengan pengunjung sebenarnya," kata Mawar, Selasa (19/7/2022).
Belum lagi saat tengah malam tiba. Terdengar suara ketukan pintu mencari kamar sewaan. Bahkan, ada satu kamar disewa oleh beberapa pasangan remaja.
Warga sudah pernah melaporkan hal itu ke sekuriti apartemen, tapi tak ada tindak lanjut. "Kami juga telpon sekuriti tetapi iya iya aja. Tidak ada tindakannya. Kami juga nggak tahu dijalankan atau tidak aduan kita. Kita tidak nyaman ya," ucapnya.
Sebagai orang tua yang memiliki anak remaja, kondisi di apartemen tersebut membuatnya resah. Ia juga seringkali melihat antrean banyak remaja menunggu kunci kamar. Mawar curiga kamar yang disewakan dipergunakan untuk aktivitas jual beli seks dan mungkin juga narkoba.
"Agen-agen penyewaan juga cuek dengan adanya aktivitas itu. Sering dipanggil dan gelar rapat tetap ada aja agen yang melangsungkan bisnisnya dengan tidak baik," terangnya.
Ia pribadi jelas merasa kecewa dengan manajemen pengelola apartemen yang seolah membiarkan hal itu terjadi. Namun, Mawar juga tak memungkiri adanya fasilitas tempat karaoke di apartemennya. Hanya saja tidak sampai mengganggu penghuni atau warga.
Pasalnya, aktivitas remaja di Apartemen Mutiara sudah termasuk vulgar. Suasana apartemen tak ubahnya seperti pasar ayam. "Kami juga sebenarnya tidak mau mengusik bisnis mereka. Tetapi karena sudah mengganggu kenyaman kita dan keluarga ya saya harus bersuara. Kami juga sudah sering mengadu ke Management dan Scurity tetapi tidak dianggap," tambahnya.
Ia berharap pemerintah daerah dan dinas terkait turun tangan menegur pihak manajemen dan menertibkan aktivitas remaja yang semakin hari tidak terkontrol. Jika perlu, saran dia, penyewaan kamar harus ada izin dari pemda. Hal ini agar tidak disalahgunakan oleh agen-agen penyewaan. "Seperti beberapa waktu lalu ada razia banyak remaja yang lari ke atas rooftop. Kita ingin pemerintah tertibkan aktivitas terselubung di Apartemen Mutiara," ungkapnya.
Keluhan senada juga disampaikan Bunga (bukan nama sebenarnya). Ia mencatat tiap akhir pekan sekitar pukul 22.00 WIB ke atas pasti sudah ramai pasangan remaja menyewa kamar di apartemen Mutiara.
"Saya tidak menuduh pasangan itu mau berbuat mesum di apartemen. Mungkin ada juga yang tidak. Tetapi ya 70 persen pasangan remaja pasti berbuat asusila di Apartemen Mutiara ini," ucapnya, meyakinkan.
Buktinya ketika pagi hari, ia menemukan banyak kondom beterbangan dari atas jatuh ke bawah. Bukan hanya dirinya, tapi banyak warga lainnya yang jadi saksi.
"Maka dari itu, Pemerintah Kota Bekasi harus memperhatikan betul Apartemen Mutiara khusus, begitu juga apartemen lainnya yang ada di Kota Bekasi. Kalau dibiarkan seperti ini, masa depan generasi penerus akan hancur. Apalagi kalau ia melihat anak-anak yang menyewa kamar itu terlihat masih di bawah umur," ungkapnya.
"Ada anak SMA yang sempat saya tanya umur 16 tahun. Saya khawatir ada perdagangan anak di bawah umur," sambung Bunga.
Bunga pun mengulas kasus anak anggota DPRD yang menjual gadis di bawah umur juga kejadiannya di Apartemen Mutiara.
"Intinya kita nih udah resah melihat aktivitas mereka (remaja -red). Kami ingin pemerintah turun dan lakukan investigasi," pintanya.