RN - Wali Kota Bogor Bima Arya sebaiknya maju menjadi Gubernur Jawa Barat ketimbang bertarung di Jakarta. Jika ngotot, Bima bisa keok.
Sederet nama beken yang bakal maju di pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta sudah mulai bermunculan. PDIP misalnya mulai menggadang-gadang nama Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka dan Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma.
Sedangkan di posisi cawagub, PDIP mendorong nama Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi (Om P) dan Ketua DPD PDIP DKI Jakarta Adi Wijaya alias Aming. Belum lagi nama mantan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany serta anggota DPR Ahmad Sahroni dari NasDem.
BERITA TERKAIT :Airin dan Sahroni bahkan sudah sempat dijodohkan oleh Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto dan Ketum NasDem Surya Paloh. Nama Sahroni kian melejit saat balapan Formula E sukses karena dia menjadi ketua pelaksana.
Sementara Gibran sudah diberikan sinyal oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung memperebutkan kursi Gubernur DKI. "Disuruh maju," ungkap Gibran, beberapa waktu lalu.
Dari pantauan wartawan, beberapa reklame Bima Arya sudah terpampang di Jakarta. Di kawasan Sunter, Jakarta Utara, wajah politisi PAN itu sudah terlihat.
Komunikolog Politik Nasional, Tamil Selvan menilai, jika Bima ngotot maju menjadi Gubernur DKI Jakarta di 2024 peluangnya selubang jarum. "Bima bisa keok kalau di Jakarta. Apalagi mesin PAN di Jakarta tidak kuat," tegas Tamil kepada wartawan, Selasa (28/6).
Kang Tamil sapaan akrabnya menilai, prestasi Bima di Bogor tidak sebagus Gibran dan Risma. "Gibran adalah prestasi di Solo, Risma di Surbaya juga bagus serta Airin saat memimpin Tangsel juga oke," ungkapnya.
PAN kata Kang Tamil lemah pasca gerbong almarhum Haji Lulung kembali ke PPP. "Kalau masih ada almarhum Haji Lulung mungkin PAN masih kuat. Sadar atau tidak, naiknya PAN di Jakarta ya karena gerbong Haji Lulung," tukasnya.
Tamil menyarankan agar Bima maju di Jawa Barat. "Di Jawa Barat juga berat Bima tapi ketimbang di Jakarta lebih parah lagi dia," ungkapnya.
Jika Bima maju di Jawa Barat, Bima bakal bersaing dengan Dede Yusuf dari Partai Demokrat dan Wagub Jabar Uu Ruzhanul dari PPP. "Dede Yusuf basis massanya sudah ada karena pernah jadi Wagub dan calon gubernur Jabar. Uu saat ini masih menjabat Wagub Jabar dan pastinya incumbent punya basis massa jelas," tukasnya.
Diketahui, selain nama Gibran, Airin, Risma dan Ahmad Sahroni yang muncul sebagai calon gubernur DKI, ada juga nama Wagub DKI Ahmad Riza Patria (Ariza) serta Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar yang kini menjabat sebagai Ketua Golkar DKI.
Di internal PAN ada nama Eko Patrio dan Sigit Purnomo (Pasha Unggu). Di PKS yakni Ketua DPW PKS DKI Sakhir Purnomo dan Wakil Ketua DPRD DKI Khoirudin. Sementara Partai Demokrat ada nama Ketua Komisi A DPRD DKI Mujiono.
Tunggu Partai
Bima Arya bicara wacana posisi Gubernur Jawa Barat menggantikna Ridwan Kamil. Menanggapi hal tersebut, Bima Arya akan taat dengan apapun keputusan partai.
"Saya taat perintah partai. Partai tahu kemanapun saya melangkah yang terbaik," ujar Bima Arya di Djournal House, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (28/6/2022).
Selain itu, dia menyebut akan menyelesaikan masa jabatannya menjadi Wali Kota Bogor terlebih dahulu. "Saya ingin menyelesaikan Bogor dengan khusnul khatimah sehingga saya melangkah kemanapun enak," kata Bima.
Ketum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) sempat memberi dua pilihan kepada Bima Arya untuk pengabdian selanjutnya usai menjabat Wali Kota Bogor. Pilihan itu yakni maju ke DKI Jakarta atau Jawa Barat.
"Ke Jabar atau DKI?," tanya Zulhas ketika berbincang dengan Bima usai berolah raga di Kebun Raya Bogor, Sabtu (13/11/2021).
"Tergantung perintah Ketum," dijawab cepat Bima Arya.
"Tepat itu jawabannya," timpal Zulhas lagi.
Zulhas melakukan safari politik di Bogor pada Sabtu (13/11). Dalam kunjungannya di Bogor, Zulhas didampingi Sekjen DPP PAN Eddy Soeparno dan Ketua DPP PAN yang juga Wali Kota Bogor Bima Arya. Selain berolah raga bersama, Zulhas juga menghadiri pertemuan kader PAN se-Kota dan Kabupaten Bogor.
Dorongan untuk Bima agar terus maju dan ikut dalam kontestasi pemilihan gubernur (pilgub) 2024 juga datang dari Sekjen PAN Eddy Soeparno. Menurutnya, Balaikota Bogor sudah terlalu kecil untuk Bima Arya.
"Rasanya Balaikota Bogor sudah terlalu kecil untuk Kang Bima. Maunya kita Balaikota DKI Jakarta atau Gedung Sate. Itu paling cocok untuk Kang Bima," kata Eddy dalam sambutannya di depan kader PAN Kota dan Kabupaten Bogor.