RN - Nama Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono tengah santer disebut sebagai penjabat Gubernur DKI Jakarta.
Anggota PRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Hardiyanto Kenneth bahkan menilai Heru merupakan paket komplit menggantikan Anies Baswedan yang masa baktinya akan rampung Oktober 2022..
Pasalnya, jelas dia, dari ketiga nama yang berembus yakni Heru, Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Marullah Matali dan Deputi IV Kepala Staf Kepresidenan Juri Ardiantoro, nama pertama lebih menonjol dan memahami permasalahan di ibu kota.
BERITA TERKAIT :"Jika dilihat dari syarat dan karakter yang layak untuk mengisi jabatan tersebut ada di sosok Pak Heru Budi. Menurut saya beliau sudah paket komplit, beliau sangat memahami tentang seluk beluk permasalahan di Jakarta," kata Kenneth dalam keterangannya, dikutip Minggu (22/5/2022).
Menurut Kenneth, Heru Budi memiliki segudang pengalaman di lingkup birokrasi selama hampir seperempat abad di Jakarta, mulai dari Staf Khusus Wali Kota Jakarta Utara pada 1993, lalu menjadi Wali Kota Jakarta Utara, hingga menjadi Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Jakarta.
"Pengalaman Pak Heru Budi di lingkup birokrasi itu sudah melebihi kata cukup untuk menjadi Pj Gubernur DKI Jakarta. Rekam jejak beliau selama ini terbilang sangat baik, seperti pernah mengusulkan larangan penggunaan kendaraan pribadi setiap Jumat pekan pertama untuk SKPD DKI, dan itu berhasil," tuturnya.
Pria kelahiran Medan pada 13 Desember 1965 itu juga, kata Kenneth, memiliki kedekatan dengan Presiden Jokowi sejak masih di DKI Jakarta hingga sebagai Kepala Sekretariat Presiden yang merupakan suatu poin keunggulan tersendiri.
Selain itu, sambung Kenneth, Heru Budi juga dikenal sebagai sosok pekerja keras dan tidak pernah lelah dalam persoalan kebaikan masyarakat, seperti yang sudah dilakukannya ketika menjabat sebagai wali kota Jakarta Utara.
"Menurut sepengetahuan saya, beliau itu tipe pekerja keras, dan tidak banyak teori. Track record pengalamannya, saat menjadi wali kota Jakarta Utara yaitu beliau merevitalisasi Waduk Pluit. Dengan itu seharusnya sudah terbukti yang bersangkutan bisa melanjutkan program yang sedang berjalan dan diteruskan dari gubernur sebelumnya," puji kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) DPD PDIP DKI Jakarta itu.
Adapun dua calon lainnya yakni Marullah Matali dan Juri Ardiantoro, menurut Kenneth, ada beberapa kekurangan jika untuk memimpin ibu kota,.
Untuk Marullah, Kenneth menilai yang bersangkutan ada kekurangan dari sisi pengalaman serta jaringan, dan juga belum ada prestasi yang menonjol saat menjabat wali kota Jakarta Selatan.
"Sedangkan Pak Juri hanya menguasai di bidang penyelenggara pemilu yang cukup lama ditekuninya sejak 2003 hingga 2017. Terakhir menggantikan almarhum Husni Kamil Manik menjadi Ketua KPU RI. Keduanya sangat jauh pengalaman dari Pak Heru Budi, yang lebih menguasai Jakarta dan Nasional," ungkap Kenneth.
Kenneth juga menilai Heru memiliki jiwa komunikasi yang baik, hal tersebut bisa menjadi modal saat dilantik menjadi Pj Gubernur DKI Jakarta untuk menjalin komunikasi yang harmonis dengan para anggota DPRD DKI Jakarta.
"Lalu jaringan sebagai Kasetpres bisa dipakai untuk berkomunikasi lintas kementerian, mengingat bahwa Jakarta ini dalam mengeksekusi berapa kebijakannya tetap harus melibatkan pemerintah pusat," tukasnya.