RN - Anies Baswedan memang menjadi banyak incaran parpol. Walau masih malu-malu, tapi parpol yang mayoritas pendukung Jokowi itu secara perlahan mulai terlihat.
Dalam beberapa survei, nama Anies selalu unggul dari calon lain. Bahkan, Anies dipasangkan dengan siapapun terus unggul.
Sebut saja jika Anies dipasangkan dengan Puan Maharani maka elektabilitas keduanya mampu mengalahkan calon lannya seperti Prabowo, Ganjar Pranowo dan Sandiaga Uno.
BERITA TERKAIT :Begitu juga jika nama Anies dipasangkan dengan AHY, Sandiaga Uno, Ridwan Kamil hingga Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Nama Khofifah mencuat dari DPW PPP DKI Jakarta. Partai Ka'bah ini merekomendasikan Anies dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa sebagai capres-cawapres 2024.
Rekomendasi ini diputuskan dalam rapat pimpinan wilayah (rapimwil) DPW PPP DKI pada Kamis, 14 April 2022. Pelaksana tugas (Plt) Ketua DPW PPP DKI Farhan Hasan Al-Amri menyebut rekomendasi itu akan diserahkan ke DPP PPP saat rapat pimpinan nasional (rapimnas) partai. PPP Jakarta memilih Anies lantaran DKI 1 itu dinilai mampu meredam polarisasi yang muncul akibat Pilkada DKI 2017.
Namun rekomendasi PPP DKI tersebut belum masuk agenda Rapimnas PPP yang digelar hari ini. PPP masih akan fokus pada Pileg 2024 untuk menaikkan elektabilitas partai, agar lolos parliamentarythreshold atau ambang batas parlemen.
Survei Indonesia Elections and Strategic (indEX) Research menunjukkan, pasangan Anies Baswedan dan Puan Maharani sebagai calon presiden dan calon wakil presiden menjadi pilihan favorit untuk berlaga di Pilpres 2024. Survei indEX Research digelar pada 21-30 Maret 2022.
"Pasangan capres-cawapres Anies-Puan paling banyak dipilih masyarakat dengan elektabilitas sebesar 51,3 persen," kata peneliti indEX Research Reza Reinaldi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (7/4/2022).
Pasangan Anies-Puan juga jauh lebih banyak mendapatkan dukungan dibandingkan pasangan yang lain dalam simulasi yang lain, seperti Anies-AHY (38,0 persen), Anies-Sandi (33,4 persen), Prabowo-AHY (30,4 persen), dan Anies-Airlangga (29,6 persen),
Anies-Puan juga lebih unggul daripada skenario yang selama ini diusung oleh PDIP dan Gerindra, yaitu Prabowo-Puan (27,8 persen). Sementara itu Ganjar paling kuat jika dipasangkan dengan Erick Thohir (25,2 persen) atau Airlangga (22,1 persen).
Restu Banteng
Walau masih bersayap, tapi Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani membuka peluang berduet dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Pilpres 2024. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap Puan dan Anies memiliki koneksitas.
"Mbak puan menyatakan beliau bisa berdialog berdiskusi, apalagi beliau sebagai ketua DPR dan Pak Anies sebagai gubernur, tentu saja ada koneksitas," kata Hasto di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (27/3/2022).
Hasto menerangkan, Puan juga memiliki koneksitas dengan gubernur lainnya seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur Bali I Wayan Koster. Hasto menyebut Puan sebagai Ketua DPR RI, memiliki komitmen untuk membuka dialog dengan siapa pun.
"Sama juga dengan, Mbak Puan dengan Koster (I Wayan Koster), Pak Ganjar, Olly Dondokambey, dan semua gubernur ada koneksitas, sehingga apa yang disampaikan Mbak Puan itu menegaskan sekali lagi, komitmen beliau untuk berdialog," kata Hasto.
Ketua Bappilu PDIP Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul mempersilakan wacana duet Anies-Puan.
"Kan dikau tahu kalau yang di PDIP itu calon presiden atau cawapres itu tergantung ketum. Itu berada pada keputusan kongres, hasil kongres kita menyerahkan penuh kepada ibu ketum," kata Bambang Pacul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (30/3/2022).
"Kalau ada orang masang-masangkan ini itu monggo saja lah, namanya wacana publik, atau keinginan publik harus diizinkan lah, orang namanya keinginan publik. Tapi keputusan akhir kan kita sudah paham," imbuhnya.
Sebelumnya, Puan Maharani membuka peluang berduet dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024. Puan menegaskan tak memiliki masalah, apalagi sampai bermusuhan dengan Anies.
"Mungkin saja (duet dengan Anies), nggak ada yang tidak mungkin di politik. Semua dinamika itu bisa terjadi. Ya tinggal kita lihat lagi tahun depan lah bagaimana ceritanya, cerita-cerita politik," kata Puan seperti dikutip, Rabu (23/3).
Pernyataan itu disampaikan Puan dalam wawancara spesial di CNN Indonesia TV. Ketua DPR RI itu menanggapi usul berduet dengan Anies untuk mengakhiri polemik 'cebong-kampret'.
Seperti diberitakan, selama ini Fraksi PDIP DKI Jakarta yang otaki Gembong Warsono selalu menyorot kinerja Anies. Di mata Gembong, Anies tidak pernah benar. Padahal, banyak program unggulan dan janji kampanye yang sudah diselesaikan oleh Anies.