Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Kelangkaan dan Kisruh Harga Minyak Goreng, Mendag Dinilai Gagal

RN/CR | Jumat, 11 Maret 2022
Kelangkaan dan Kisruh Harga Minyak Goreng, Mendag Dinilai Gagal
Ongen Sangaji -Net
-

RN - Ketua Dewan Pertimbangan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), Partai NasDem DKI, Mohamad Ongen Sangaji, terhadap Menteri Perdagangan (Mendag), Muhammad Lutfi. Pangkalnya, kelangkaan minyak goreng di pasar-pasar tanah air sudah terjadi hampir dua bulan ini.

Menurut dia, Mendag Lutfi gagal dalam mengelola minyak goreng mengakibatkan kelangkaan dan harga melambung tinggi. Jelas, kata dia,  ini menjadi kegelisahan serta keresahan masyarakat atas kelangkaan minyak goreng. 

"Mendag Lutfi gagal dan tidak bisa berikan  solusi, penyebab mengapa langka minyak goreng. Saya minta Mendag transparan mengungkap kelangkaan ini. Ini bukti kegagalan Mendag,” tegas Ongen dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/3).

BERITA TERKAIT :
Gaduh Impor Barang, Kepala BP2MI Tuding Mendag Zulhas, PAN Sebut Benny Caper Karena Capresnya Keok 
Pilkada 2024 Dimajukan September Muncull Lagi, Jakarta Bakal Jadi Rebutan

Ongen mengingatkan Mendag Lutfi agar persoalan kelangkaan minyak goreng jangan sampai berlarut-larut. Sebab, itu akan berdampak buruk untuk rakyat. 

"Isu ini harusnya tidak boleh berkepanjangan, karena ini isu rakyat banyak, isu rakyat kecil,” jelas dia.

“Mendag Lutfi jangan hanya operasi pasar aja, karena hingga kini tidak selesaikan masalah. Saya minta segera operasi atau sidak ke gudang-gudang minyak goreng besar. Kalau nimbun berikan sanksi tegas,” lanjut dia. 

Ongen meminta Lutfi tak banyak janji. Ia mengatakan rakyat lebih butuh pasokan barang lancar dengan harga terjangkau ketimbang penjelasan dan janji-janji yang selama ini sudah kerap dilontarkan Lutfi.

"Saya kira yang paling penting itu jangan janji melulu. Karena kasihan masyarakat. Kan kemarin itu janjinya minyak goreng di harga tertentu, ternyata sampai hari ini tetap mahal dan barangnya langka," Jelas dia.

Dia menilai, monitoring Kementerian Perdagangan terhadap kebijakan mengatasi lonjakan harga minyak goreng sangat lemah. Kebijakan domestic market obligation (DMO) dan domestic price obligation (DPO) ternyata tidak cukup signifikann berdampak di pasar. “Itu, gagal Mendag. Harus tanggung jawab,” tandas dia.

Dia menambahkan, hari ini kelangkaan minyak goreng sudah berdampak langsung dengan kebutuhan bahan pokok lainnya. Tentu, menjadi keresahan karena banyak antre minyak goreng berjam-jam. 

Bahkan, di Sulawesi Tenggara harga minyak goreng tembus Rp50 ribu. “Mendag hanya punya waktu beberapa minggu karena dua minggu lagi memasuki bulan ramadan. Lalu, lebaran. Jangan sampai bulan puasa masih terjadi kelangkaan masih terjadi. Ini bisa publik marah,” tandas dia.