Berita Indonesia terkini politik, ekonomi, megapolitan , Politik, senayan, nasional balaikota, olahraga, lifestyle dan hiburan ditulis lengkap dan mendalam - Radarnonstop.co

Masa Tanggap Bencana Erupsi Semeru, Butuh Alkom Hingga Peralatan Masak

BCR | Selasa, 21 Desember 2021
Masa Tanggap Bencana Erupsi Semeru, Butuh Alkom Hingga Peralatan Masak
-

RN- Operasi SAR (search and rescue) bencana erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, resmi ditutup Kepala Kantor SAR Surabaya, pada Kamis (16/12/2021) pukul 18.00 WIB.

Pencarian dan penyelamatan korban bencana itu sendiri sudah berlangsung 13 hari sejak erupsi Semeru terjadi 4 Desember 2021 lalu. 

Sementara, masa tanggap darurat bencana awan panas dan guguran Gunung Semeru diperpanjang selama tujuh hari lagi, mulai tanggal 18 hingga 24 Desember 2021 yang tertuang dalam Surat Keputusan Bupati Lumajang Nomor 188.45/549/427.12/2021.
 
Tim gabungan FMI-EMT IDI untuk Respon Bencana Semeru yang dikomandoi oleh Sekretaris Jenderal PB FMI, Zulfahmi Ramli yang juga menjabat sebagai Kapus Jejaring Relawan Nasional EMT IDI, bersama tim Lembaga Amil Zakat Nasional Bangun Sejahtera Mitra Umat (Laznas BSMU) telah menyelsaikan operasi selama 2 minggu.

BERITA TERKAIT :
Bakal Dihajar Hujan, Warga Jakbar Harus Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Banjir
Diprediksi Bakal Diguyur Hujan, Walikota Jaksel Tingkatkan Kesiapsiagaan Terhadap Bencana

Tim sendiri terdiri dari 10 orang relawan dokter EMT IDI masing-masing lima dari Surabaya dan Jakarta. Kemudian dua orang perawat, satu orang apoteker, satu orang psikolog, 10 orang tim rescue, delapan orang tim logistik, dua orang tim safety officer, satu orang administrasi, dan satu orang dokumentasi.

Dengan perbekalan medis termasuk perlengkapan untuk set up layanan kesehatan (yankes) EMT Type 1, logistik siap saji dan air mineral, tim bergerak untuk membantu pengungsi.

"Kondisi tim saat ini sehat wal'afiat setelah bertugas dua minggu, dan dalam keadaan siaga penuh akibat perubahan status Gunung Semeru yang dikeluarkan PVMBG dari level II (Waspada) menjadi level III (Siaga)," ujar Fahmi. 

Lebih lanjut, Fahmi menjelaskan, jika terjadi aktivitas vulkanik lanjutan, komandan lapangan Dedi Muhardi sebagai manajer DRC Laznas BSMU sekaligus Kapusdiklat PB FMI dan Wakapus Jejaring Relawan Nasional EMT IDI akan mempersiapkan seluruh tim yang berada di Base Camp Sumberwuluh untuk Ready To Go (RTG).

"Kami telah melakukan protap (prosedur dan ketetapan) aman diri sebelum memberikan pertolongan jika keadaan darurat terjadi," terang Fahmi. 

"Seperti mengatur posisi parkir mobil. Selalu memonitor pergerakan seismograf Pos Pantau Gunung Sawur melalui frekuensi VHF 170.500 dan frekuensi RAPI Lumajang VHF 142.460," lanjutnya. 

Sejauh ini menurutnya, logistik untuk pengungsi sudah mencukupi. Hanya memang, manajemen distribusinya perlu diperbaiki.

 "Saran dari kami, para donatur menyumbangkan perangkat komunikasi radio HT dan antenanya untuk memantau frekuensi seismograf Pos Pantau Gunung Sawur, " ungkapnya. 

Setidaknya bantuan alat komunikasi ini bisa dimanfaatkan penduduk yang masih berada terlalu dekat dengan radius 13 kilometer maupun para aparat desa dan relawan. 

Selain alat komunikasi, kebutuhan lainnya adalah bantuan peralatan dapur untuk memasak. "Karena kemarin pas evakuasi mereka nggak bawa, apalagi yang rumahnya tertimbun awan panas guguran," ujar Fahmi.

#Semeru   #BMKG   #Gempa