RN - Kritik Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas kepada pemerintah masih menjadi kontroversi. Ali Mochtar Ngabalin sewot.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) ini menjawab kritik Anwar Abbas secara langsung.
Ngabalin menyebut apa yang diungkapkan Jokowi saat menjawab kritik Anwar Abbas ialah jawaban yang tegas. Menurutnya, jawaban tegas perlu dilakukan agar orang-orang tak seenaknya berbicara hal yang tidak diketahuinya.
BERITA TERKAIT :"Penting menjawab itu, supaya orang itu jangan sampai seenak perutnnya ngomonng tidak tahu masalah," kata Ngabalin kepada wartawan, Minggu (12/12/2021).
"Di era Presiden Jokowi itu terjadi redistribusi tanah untuk rakyat. Itu keterangannya, apa maksudnya? Supaya nanti jangan lagi materi yang disampaikan Anwar Abbas itu menjadi materi bagi para orang-orang yang dungu gitu loh, yang tidak mengerti masalah," imbuh Ngabalin.
Kemudian, Ngabalin menyinggung terkait bank tanah yang segera beroperasi dalam waktu dekat. Menurutnya, di era Jokowi izin konsensi lahan yang pernah diberikan puluhan tahun lalu tapi tanah itu terbengkalai, maka negara akan menariknya untuk diberikan kepada yang membutuhkan.
"Itu kenapa perlu kita harus kasih tahu juga kepada banyak orang supaya ya syukur alhamdulillah materi itu bisa Presiden segera membuka terang benderang supaya apa namanya? Kan orang itu bodoh itu karena 2 hal, karena tidak tahu atau yang kedua dia melawan nuraninya. Orang yang tidak mengerti itu bisa jadi karena tidak tahu atau pura-pura tidak mengerti karena dia melawan hati nuraninya karena tingkat kebencian begitu menebal di dalam lubuk hatinya," katanya.
"Jadi sebagai Kepala Negara, sebagai Kepala Pemerintahan, itu jawaban telak yang penting untuk dimengerti dan diketahui sehingga tidak banyak orang sesuka hati dan sesuka perutnya saja memberikan penilaian tanpa mengerti masalahnya," imbuh Ngabalin.
Ngabalin menilai Anwar Abbas sebagai seorang tokoh agama cenderung tidak mengerti apa permasalahannya. Menurutnya, Anwar Abbas terkesan nyeleneh dalam menyampaikan kritik dalam sambutan di acara MUI kemarin.
"Sambutan Anwar Abbas yang beraroma, saya mau bilang aroma itu ya kritik tapi tidak mengerti, tidak tahu masalah. Sehingga presiden mengabaikan sambutan yang begitu bagus, dan harus menjawab Anwar Abbas agar tidak lagi menjadi bulan-bulanan dibully pemerintah, atau tidak menjadi kontroversial seakan-akan apa yang disampaikan Anwar Abbas itu benar," ujarnya.
"Pak Anwar Abbas kan bukan anggota majelis ulama baru sehari-dua hari, sebulan-dua bulan, bertahun-tahun bercokol di situ, waktu Presiden pidato di Bandung sudah dengar tuh. Tapi masih ulang saja dengan pernyataan pidato yang menghabiskan waktu dan kesempatan orang semua datang sia-sia. Itu lah, begitu kalau kebencian yang menebal dalam kalbunya sehingga setiap saat tidak ada yang baik dari pemerintah dan presiden itu kecuali itu tingkat kebencian yang menebal," katanya.